Bapak Emil: Istikamah Menghadiri Pasar Waqiah dan Menyampaikan Salam Bu Khofifah
annur2.net – Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Bapak H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., Ph.D., mengisi sambutan ketiga dalam acara Penutupan Pasar Waqiah Ramadan, Rabu, 26 Maret 2025 yang bertepatan tanggal 27 Ramadan 1446 di Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo”. Sambutan pertama telah disampaikan oleh Kiai Ahmad Zainuddin Badruddin, M.M., dan kedua oleh Dr. KH. Fathul Bari S.S., M.Ag.
Tahun ini, Bapak Emil menghadiri Penutupan Pasar Waqiah yang ke delapan kali. “Jadi saya dari 2018 saya nggak pernah absen. Ini delapan tahun,” ungkap beliau dengan bersemangat. Sontak para jemaah bertepuk tangan.
Latar belakang Bapak Emil selalu menghadiri Penutupan Pasar Waqiah Ramadan tak lain karena mengharap berkah dari Pondok Pesantren An-Nur II. “Yang paling penting ini mengharap barakah sangkeng Pondok Pesantren An-Nur II yang kita kenal sebagai Pesantren Wisata,” ujar beliau. Beliau mengungkapkan bahwa An-Nur II adalah pondok pesantren yang sangat indah dan alamnya sangat asri.
Menghadiri Pengajian untuk Menyampaikan Salam
Sebenarnya malam acara ini, Bapak Emil mendapatkan undangan dari beberapa instansi dan pemerintahan. Namun mengetahui adanya acara Penutupan Pasar Waqiah Ramadan di An-Nur II, beliau langsung bertanya kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur Dr. (H.C.UA) Hj. Khofifah Indar Parawansa. Biasanya Bu Khofifah mengutus Bapak Emil menghadiri acara tersebut.
Alasan Bu Khofifah mengutus Bapak Emil selalu menghadiri Penutupan Pasar Waqiah Ramadan karena mengharapkan berkah dari para jemaah. “Bu Khofifah ini tentu karena mencari barakah dari pangestune panjenengan semuanya,” tutur beliau.
Salam yang ingin Bu Khofifah sampaikan mengembalikan momen kehadiran beliau bersama Bapak Emil dalam Penutupan Pasar Waqiah Ramadan pada tahun 2018. Saat itu bertepatan dengan penghujung masa kampanye.
“Waktu itu Bu Khofifah dan saya sedang berikhtiar. Pertarungannya tidaklah mudah bahkan sangat berat waktu itu,” cerita Bapak Emil. Lalu saat pulang dari acara, beliau merasa lega. “Tapi entah kenapa pulang dari sini rasanya plong. Dan alhamdulilah Allah paringi barakah,” lanjut beliau.
Menduduki Pemerintah Provinsi dengan Berkah Menghadiri Pasar Waqiah
Memori berlanjut pada Ramadan tahun 2024 yang bertepatan pada bulan April. Beliau juga menghadiri Penutupan Pasar Waqiah Ramadan tahun itu. Pada bulan Mei setelahnya, beliau mendapat amanat mendampingi partai Golkar (Golongan Karya).
Padahal ada isu partai Golkar akan memberikan amanatnya kepada orang lain. “Jadi jangan-jangan ini barakah-nya datang ke Pondok Pesantren An-Nur II ini,” ungkap Bapak Emil. Lagi-lagi para jemaah bertepuk tangan.
Setelah itu Bapak Emil semakin berjuang. Tiba sampai saat ini beliau menjadi Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur. Tentunya jabatan tersebut memberikan tantangan yang berat untuk bertanggung jawab dan menjalani amanat.
Beliau menyampaikan, “Kami pemimpin Jawa Timur bersama Bu Khofifah, tentu yang paling penting adalah mengharapkan panjenengan niku pangestune. Panjenengan juga bisa mendapatkan manfaatnya dari apa yang menjadi tugas kami.”
Langkah Besar Bu Khofifah dan Bapak Emil
“Kami tidak mungkin sempurna,” pembuka baru dari Bapak Emil. Banyak program provinsi yang telah sukses. Namun beliau menyadari masih ada tugas tambahan yang belum terselesaikan.
“Tapi tidak sedikit juga yang kami syukuri bahwa Jawa Timur yang relatif baik. Ada kemajuan yang kita raih. Tapi banyak PR dan tugas yang harus kami dan kita selesaikan bersama-sama,” tutur beliau.
Beliau berharap agar bisa menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di Provinsi Jawa Timur. Salah satunya yaitu selesainya pembangunan jalan pantai selatan. Kini jalan tersebut dalam proses pembangunan.
Selain itu, Bapak Emil menerima sambatan perihal jalan salah satu tempat di Kabupaten Malang yang perlu perbaikan. Setelah pengecekan ternyata jalan tersebut milik kabupaten.
Namun dengan kesadaran pemerintah provinsi, pengurusan jalan tersebut diambil alih. Terlebih lagi Malang adalah salah satu kabupaten terluas di Indonesia. Tentunya jika bupati sendiri belum tentu mampu mengatasinya.
“Tapi Bu Khofifah mengambil langkah besar bahwa ada ruas jalan di Kabupaten Malang yang diambil sebagai jalan provinsi,” ungkap Bapak Emil. Langkah ini menjadi tujuan besar pemerintah provinsi lebih aktif dalam mengurusi jalan-jalan di Kabupaten Malang. Mendengar ini, para jemaah kembali bertepuk tangan.
Langkah besar Bu Khofifah ini menambah panjang jalan di Provinsi Jawa Timur yang awalnya 1400 kilometer menjadi 1650 kilometer. Tambahan 250 kilometer memberikan tantangan lagi bagi pemerintah provinsi. “Karena undang-undang baru mengubah hasil pajak kendaraan bermotor,” ungkap beliau.
Efeknya hasil pendapatan daerah yang awalnya 20 triliun lebih, turun menjadi 16 triliun. “Bukan naik tapi turun empat triliun,” ujar Bapak Emil. Mestinya hasil pendapatan tersebut lebih banyak kepada pemerintah provinsi agar pembangunan lebih merata, malah berpindah kepada kabupaten.
Maka dari itu, beliau berharap dengan berkah surah Al-Waqiah juga mengalir kepada provinsi, “Makanya saya juga berharap Waqiah ini bukan hanya ke individu tapi juga ke Pemprov.” Apabila pemerintah provinsi mendapatkan hasil yang lebih banyak, maka pemerataan juga bisa ke seluruh daerah.
Hiper Efisien dan Tepat Sasaran
Penyusutan dana tersebut menuntut pemerintah untuk mengolahnya lebih efisien. “Bahkan istilahnya bukan efisien tapi hiper efisien,” tutur Bapak Emil. Tujuannya supaya pembangunan bisa merata.
“Kami nggak ingin motong anggaran-anggaran untuk perawat-perawat di desa, kami nggak ingin memotong anggaran untuk bisa mensubsidi sekolah negeri dan swasta yang ada di Provinsi Jawa Timur baik itu SMA maupun SMK, kami tidak memotong gosda untuk madrasah-madrasah diniah yang ada di seluruh Jawa Timur. Itu perjuangan yang akan terus kami jaga,” ungkap Bapak Emil membuat para jemaah bertepuk tangan.
Bu Khofifah dan Bapak Emil berusaha membenahi sistem untuk mencapai hal itu. “Supaya lebih tepat sasaran. Supaya tidak ada penyelewengan,” ujar Bapak Emil.
Di sisi lain, beliau berterima kasih kepada masyarakat yang telah patuh membayar pajak kendaraan. Beliau mengungkapkan, “Dari 14 juta pemilik kendaraan bermotor di Jawa Timur, lebih dari 80% ini patuh membayar pajaknya.”
Terakhir, Bapak Emil menyampaikan terima kasih dan meminta maaf apabila masih ada kekurangan dalam mengayomi. “Kulo aturaken matur sembah nuwun, nyuwun pangapunten kalau belum bisa seratus persen ini, tapi kami berjuang. Mohon teruslah berkontribusi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui pajak dari kendaraan bermotor,” tutur beliau.
(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply