annur2.net – Allah SWT., menceritakan sifat beberapa Nabi-Nya di Surah Maryam. Bukan tanpa alasan, Allah ingin hamba-Nya mengetahui kemuliaan sifat para nabi dan menjadikan sifat-sifat tersebut sebagai teladan umat manusia.
Allah menyebut Nabi Musa as., dalam Al-Qur’an dengan nama mukhlis (orang ikhlas) dan mukhlas (orang yang dibersihkan). Allah menyebutnya dengan itu sebab setiap perbuatan Nabi Musa selalu bersama dengan keikhlasan.
Keutamaan Ikhlas
Allah SWT., menciptakan manusia hanya untuk menyembah-Nya. Selain itu, Allah juga menciptakan cobaan-cobaan di dunia untuk mengetahui siapa yang terbaik ibadahnya.
Manusia terbaik bukan yang ibadah atau perbuatan baiknya yang paling banyak. Melainkan Ahsanu Amala (orang yang paling baik amalnya). Sekecil dan sedikitpun amalnya, tapi kalau melakukan amal yang terbaik dengan ikhlas, Allah akan membalasnya dengan pahala yang banyak.
Terdapat kisah panglima Islam zaman Kerajaan Turki Utsmani, Muhammad Al-Fatih. Dia membangun masjid setelah menaklukan suatu kota.
Pembangunan itu tidak menerima sumbangan dari orang lain. Hanya menggunakan dana sepenuhnya dari Muhammad Al-Fatih.
Pembangunan selesai, masjid tersebut bernama sesuai pembangunnya, Muhammad Al-Fatih. Saat tidur beliau bermimpi ada di surga.
Di surga beliau melihat istana yang mewah dan besar. Kemudian bertanya kepada Allah itu milik siapa. Allah menjawab, “Itu milikmu, sebab kamu sudah membangun masjid untuk-Ku”.
Terbangunlah beliau dari tidurnya. Kemudian memerintahkan pasukannya untuk mencari perempuan tua tersebut. Setelah ditemukan, beliau bertanya ke perempuan itu.
Amal Kecil yang Efeknya Besar
Beliau menanyakan hal apa yang ia lakukan di masjid atau apakah pernah menyambang tanpa sepengetahuan Al-Fatih. Tapi dia hanya menjawab tidak, karena ia tidak mempunyai harta dan raja saja juga melarang satu orangpun menyumbang.
Beliau menanyakan hal apa yang ia lakukan di masjid atau apakah pernah menyambang tanpa sepengetahuan Al-Fatih. Tapi dia hanya menjawab tidak, karena ia tidak mempunyai harta dan raja saja juga melarang satu orangpun menyumbang.
Tetapi perempuan itu mengakui jika dia pernah menaruh kendinya di tempat wudu masjid. Alasannya untuk memudahkan orang yang di sana untuk berwudu. Sebab menyumbangkan satu kendi, dia mendapat balasan dari Allah yang setara dengan perbuatan orang membangun masjid dengan hartanya sendiri.
….لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ…. (الملك: 2)
“…supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya….” (Al-Mulk: 2)
Selain itu ini menjadi bukti Allah tidak membeda-bedakan perbuatan hamba-Nya. Sekecil apapun amalnya, Allah akan membalas dengan balasan yang sebaik-baiknya.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (الزلزلة: 7)
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Al-Zalzalah: 7)
(ABU RAIHAN EFENDI/MEDIATECH AN-NUR II)
Leave a Reply