AJAR MEREKA, JANGAN DIAM KETIKA MELIHAT KEMUNGKARAN !

kemungkaran, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

AJAR MEREKA, JANGAN DIAM KETIKA MELIHAT KEMUNGKARAN !
HIKAM ZAIN
Orang yang berilmu harus disertai dengan akhlak yang baik, baik akhlak dhohir ataupun akhlak batin yakni dengan menghindari perkara-perkara semisal hasud, ujub, dsb.
Dan juga orang yang berilmu harus mengetahui rahasia-rahasia amal dan juga apa penyebab dileburnya amal tersebut dan harus pula mengetahui ilmu al-waqi’ wal wa’id al-waqiin filkitab was-sunnah mengetahui ancaman-ancaman dan juga apa yang diperoleh jika taat kepada Allah dan apa ancaman yang akan didapat jika melanggar perintah-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al-Qur’an juga Al-Hadits.

Ilmu Dhohir dan Bhatin

Maka jika disertai akhlak seperti ini, ilmu tersebut akan memberikan kemanfaatan. Dan hubungan antara ilmu yang dhohir dan yang batin itu harus sempurna. Jika tidak maka tidak menjadi sempurna pula ilmu yang didapat. Dan kesempurnaan ilmu bisa kita lihat pada lelaku dari pada ulama-ulama Salaf, coba baca cerita-cerita Ulama Salaf yang mana mereka dalam setiap tindakan, dalam setiap langkahnya selalu diterangi oleh cahaya ilmu dhohir dan cahaya ilmu batin.

“Ilmu batin falaqiwama lahu biduni ilmidz-dhohir” Orang yang mempunyai ilmu batin, maka tidak ada harganya jika dia tanpa mengetahui ilmu dhohir. “Wa amma ilmudz-dhohir fala tamama lahu biduni ilmil batin” Dan seseorang yang mempunyai ilmu dhohir, maka tidaklah sempurna kecuali dia juga harus mempunyai ilmu batin.

Maka jeleklah orang alim yang berbicara tentang sebagian hukum wajib, fadlo’il dan juga perkara-perkara dari yang haram, sedangkan ketika diminta tentang al-wa’id dan al wa’du (tentang ancaman, tentang anjuran untuk beramal) dia tidak bisa menerangkan hal itu.

“Wa shudurul mu’minin innama tansyarihu bikalamillahi ta’ala wa bikalami rosulihi shallallahu ‘alaihi wasallam” Dan hati/dada orang-orang mukmin itu akan menjadi terang  dengan kalamullah dan kalam Rosulullah SAW dan dengannya itulah mereka hatinya akan terang.

Maka ketiga ilmu ini harus kita pelajari dan juga harus kita menguasainya, yaitu ilmu dhohir, ilmu batin dan ilmu tentang ancaman dan  anjuran.

Orang Berilmu

Kegiatan orang yang berilmu adalah menyampaikan, menyebar luaskan dan memperjuangkan , mengajarkan kepada semua umat muslim yakni mengajarkan ilmu-ilmu yang membawa manfaat kepada mereka.

Dan hendaknya juga seorang ‘alim  ketika duduk bersama orang-orang awam menerangkan bagaimana tentang kewajiban, keharaman,  sunnah-sunnah, tentang taat, dan tentang pahala juga tentang siksa yang akan didapat.

Dan ini perlu digaris bawahi  bahwa orang yang berilmu jangan bicara terlalu muluk-muluk. Berbicaralah dengan kadar kefahaman mereka. Jika kita berbicara terlalu muluk-muluk maka  justru mereka akan menjauh, berbicara dengan ibarat-ibarat yang mudah dan tamtsil-tamtsil yang ringan, dengan itu mereka tidak akan lari dari pada kita, jika mereka lari maka bagaimana kita mau mengajarkan pemahaman yang benar tentang agama ?!?!

Tasahhul

Sebagian kalangan awam itu sering kali tasahhul (meremehkan, menganggap mudah perkara-perkara didalam urusan agama, baik ilmu maupun amal). Dan sebagai orang yang berilmu  jangan sampai  diam saja terhadap hal semacam ini. Kita harus memberikan pengajaran, memberikan pengertian agar kerusakan dan bala’ tidak menjadi umum dan dianggap sudah biasa.
Seorang ‘alim jika datang kepadanya orang yang ingin belajar, maka lihatlah dulu bagaimana oramgnya jika orang tersebut orang yang bisa membaca, orang yang mau untuk terus belajar, maka perintahlah untuk membaca kitab.

Jika orang tersebut memang benar-benar awam, maka ajarilah,  dengan ilmu-ilmu yang hanya diwajibkan saja, karena ilmu yang diwajibkan  tidalah banyak. Jangan membacakan kepada dia beberapa kitab, sehingga dia malas dan tidak mau untuk mendengarkan, tetapi ajarkanlah pelajaran-pelajaran yang wajib untuk dirinya saja biar dia tidak merasa malas dan tidak bosan.

Dan sebagai Alim jangan pernah bosan untuk mengajar “Wa sukutul ‘ulama an ta’limihim wa ta’rifihim fala haula wala quwwata illa billah” Dan diamnya ulama terhadap kemungkaran, terhadap perbuatan-perbuatan keji,  tidak mau mengingatkan dengan lisan, tidak mengajarkan tentang keilmuan, maka itu adalah sebuah bencana yang besar Fala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil adhim.

Allohummanfa’na bima ‘allamtana wa ‘allimna ma yanfa’una wazidna ‘ilman wal hamdulillah ‘ala kulli hal wa na’udzu billahi min ahwali ahlinnar.
Salam Takdzim.

Ahmad Zain Bad.

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK