Kajian Tafsir: Kurangnya Rasa Syukur Manusia

manusia, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

(Tafsir Surah Yunus 55-57)
“(55) Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya). (56) Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (57) Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
***

Hati manusia itu memang rumit. Banyak sekali hal yang ia terima. Banyak sekali rezeki yang Allah berikan. Namun, mereka jarang untuk mempedulikan hal-hal seperti itu. Hanya di beberapa momen saja, mereka baru sadar betapa rezeki sudah membuat mereka bahagia.

Ada sekumpulan orang di suatu aula. Di tengah-tengah mereka terdapat sebuah tas yang terisi penuh dengan uang. Barang siapa yang paling cepat mengambilnya akan mendapatkan tas tersebut beserta seluruh isinya. Ada satu orang saja yang bisa memperolehnya. Orang itu bahagia, ia segera membawa tas itu ke rumah.

Sedangkan orang-orang yang tidak mendapatkan tas itu merasa iri. Mereka serasa dunia tidak adil dan mereka merasa tidak puas dengan kehidupan mereka. Namun, tidak lama ada berita orang yang barusan membawa tas itu sebenarnya bukan uang di dalamnya, tapi bom. Orang tersebut telah meninggal karena bom di tas itu. Langsung, mereka yang tidak mendapatkan tas itu merasa bersyukur.

Semua Hanya Titipan Bagi Manusia

Sungguh, semua yang ada di langit dan bumi, mulai komponen terkecil hingga barang yang besar adalah milik Allah. Semuanya adalah makhluk Allah. Maka, seharusnya, betapa bersyukurnya manusia bisa merasakan rezeki dari Allah. Sebab, sejatinya semua hal di dunia ini bukanlah milik mereka.

Manusia sendiri, semenjak lahir dan matinya nanti tidak membawa apa-apa. Harta, benda, apalagi wanita tidak mendampingi mereka ketika lahir dan mati. Tidak ada ceritanya bayi baru lahir sudah memegang emas, intan, dan lain-lain. Tidak ada kabarnya, orang mati membawa uang, kartu ATM, dan lain-lain.

Ketika di akhirat pun, harta benda yang manusia kumpulkan selama di dunia tidak ada artinya, tidak ada gunanya. Di akhirat malaikat tidak menerima suap, malaikat tidak tergiur dengan kekayaan manusia. Satu-satunya yang bisa berguna di akhirat sana adalah amal-amal manusia selama di dunia. Perilaku mereka yang bisa menyelamatkan mereka.

Jika perbuatan semasa di dunia hanya membuat susah orang-orang di sekitar, sering melanggar perintah Allah, dan giat mengerjakan maksiat, maka impian masuk surga tidak akan pernah menjadi kenyataan. Berbeda jika orang itu rajin beribadah, selalu berbuat baik kepada orang lain, dan menjaga diri dari larangan Allah. Orang seperti itu, surga serasa berada dalam pandangan mata.

Sudah banyak sekali yang berikan untuk manusia. Bumi ini, oksigen, dan bahkan tubuh manusia itu sendiri. Bahkan Allah juga memberikan petunjuk untuk manusia. Yaitu Al-Qur’an. Kitab yang penuh dengan pembelajaran yang berharga bagi umat manusia. Kitab itu fungsinya menasihati manusia.

Al-Qur’an sendiri memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi anak adam. Antara lain: menyembuhkan penyakit di dada, juga penyakit fisik, sebagai pembelajaran, dan menghilangkan keraguan. Al-Qur’an merupakan rukiah.  Allah sudah banyak memberikan rezeki. Namun banyak manusia yang tidak sadar.

(Ahmad Firman Ghani Maulana/Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK