21 NASEHAT KYAI BADRUDDIN

nasihat untuk santri, 21 NASEHAT KYAI BADRUDDIN, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
Gelar tertinggi Kiai Badruddin yang disebutkan pembawa acara dalam berbagai acara adalah “Kiai Haji” gelar diberikan masyarakat.

21 NASEHAT KYAI BADRUDDIN ANWAR

(Cocok untuk guru, santri dan umum)

Silahkan disebarluaskan! Semoga menjadi pintu masuk hidayah Allah.

1) Lek turu kebengen, garai tangine kawanen. Tangine kawanen, mergo turu kebengen.
Bila tidur terlalu malam, nanti bangun kesiangan. Bangun kesiangan karena tidur terlalu malam.

2) Ditinggal bis gampang, iso ngenteni bis liyane. Lek ditinggal kanjeng Nabi, kate golek nabi liyane gak iso.
Ditinggal bus (saat rombongan umroh) gampang. Bisa menunggu bis yang lain. Kalau ditinggal oleh Nabi Muhammad, tidak bisa mencari Nabi yg lain.

3) Lek awakmu gak iso ngorbanno waktumu 5 menit ae kanggo pondok, boyongo!
Kalau kalian tidak bisa mengorbankan waktumu yang 5 menit untuk pondok, silahkan berhenti mondok. (Disampaikan kepada asatidz yg terlambat 5 menit mengikuti Wirid wajib).

4) Dadi guru iku kudu gathi.
Seorang guru/ustadz harus perhatian terhadap muridnya.

5) Lek awakmu iso noto sholat jama’ahmu, gak bakalan kangelan uripmu.
Kalau kau mampu menata sholat jama’ahmu (dengan istiqomah), hidupmu tak akan susah.

6) Ojo rumongso iso, iso o rumongso.
Jangan merasa paling bisa, tapi kau harus bisa menilai dirimu.

7) Ojo sampe duwe penyakit ati nang konco, kabeh wong podho.
Semua manusia sama, maka jangan sampai punya perasaan jelek sama teman.

8) Pengeran ora kangelan noto jagad, opo maneh mek noto awakmu.
Tidak sulit bagi Allah untuk menata Alam Raya, apalagi hanya untuk menata hidupmu.

9) Nyambuto gawe sing sregep, ibadaho sing ajeg.
Kerja yang rajin dan beribadahlah yg istiqomah.

10) Lek ndek pondok melas, ndek masyarakat wes entek melase.
Bila di pondok hidup prihatin, maka ketika sudah pulang ke masyarakat akan hidup enak.

11) Santri mbantu kyai, ojo pisan-pisan golek bayaran. Emben lek wes boyong, jaluko nang Pengeran.
Santri yang membantu kyai/pondok jangan mencari dan meminta bayaran. Kalau nanti sudah kembali ke masyarakat, mintalah bayaranmu pada Allah.

12) Bayarane menungso kenek diitung. Bayaran teko Pengeran gak iso diitung.
Bayaran dari manusia bisa dihitung (sedikit). Tapi bayaran dari Allah tidak bisa dihitung (tidak terhingga).

13) Lek ngaji, disikno ngaji ilmu alat. Sebab iku pedange. Coro wong ngarit, iku arite. Coro wong macul, iku pacule.
Kalau belajar mengaji agama, pelajari dulu ilmu alat (Nahwu dan Shorrof). Sebab ilmu alat ibarat pedang. Ia laksana sabit, bagi orang yg mencari rumput. Ia laksana cangkul, bagi orang yang mencangkul.

14) Lek awakmu kate slametan tapi mek duwe duit titik, mending kekno nang arek yatim. Kanggo arek yatim duitmu sing titik iku wes akeh.
Bila kau mau tasyakkuran, tapi uangmu hanya sedikit, lebih baik uangmu diberikan kepada anak yatim. Sebab, uangmu yg sedikit bagi mereka sangat bernilai.

15) Barometere santri iku sembahyang Jama’ah.
Barometer santri adalah sholat jama’ahnya.

16) Santri kudu sugih, sebab wong sugih iku iso bantu wong liyo. Lek melarat, malah jaluk bantuan.
Santri harus kaya. Sebab orang kaya bisa membantu orang lain. Kalau miskin, nanti malah minta-minta bantuan.

17) Kealanan gedene cepet, tapi nek kebagusan gedene alon-alon.
Kejelekan itu cepat besar. Tapi, kebagusan jalannya pelan-pelan.

18) Lek sampek onok arek mondok, sumpek nek jero pondok, lek metu tehibur, berarti arek iki ora mondok. Ragane neng pondok, jiwane neng jobo.
Kalau ada anak mondok, ia tidak betah di dalam pondok dan justru saat di luar pondok ia terhibur. Maka, anak ini bukan santri yg mondok. Tubuhnya di pondok, jiwanya di luar pondok.

19) Tulungono wong liyo, tapi wong iku ojo eruh lek awakmu sing nulungi.
Tolonglah orang lain dan usahakan orang itu tidak tahu kalau kamu yang telah menolongnya.

20) Mulang sik arep-arep bayaran, anguran dodol lombok.
Kalau mengajar masih mengharap bayaran, lebih baik berhenti mengajar dan jualan cabe/lombok.

21) Sedino sewengi ojo sampek luput moco al-Qur’an.
Dalam sehari semalam, jangan sampai tidak membaca al-Qur’an sama sekali.

Oleh: Helmi Nawali
Founder #pesantrencahaya

Ket: KH. M. Badruddin Anwar adalah pengasuh Pondok Pesantren Annur 2 Al-Murtadlo Bululawang Malang Jawa Timur. Beliau wafat pada 28 Februari 2017.

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK