100 Dolar untuk Penghafal Hadis Pendek

100 dolar untuk penghafal hadis, 100 Dolar untuk Penghafal Hadis Pendek, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

Penghargaan Pada Penghapal Hadist Pendek

 

“Saya tidak menyangka kalau hadiahnya dolar”, kata Abdul Basith setelah menerima uang sebesar seratus dollar dari Kiai Zainuddin Badruddin. Uang satu lembar bernilai seratus dolar Amerika itu adalah hasil susah payahnya menghafalkan 59 hadis yang terkandung dalam kitab Mukhtar Al-Hadis.

 

Basith, panggilannya, tidak serta merta menghafalkan dan diberi hadiah, ia harus bersaing dengan 18 santri lainnya yang lolos untuk memperebutkan hadiah dari beliau pengasuh. Dan dibabak seleksi itu, bersama Nawawi, ia berhasil menyebutkan semua hadis dalam kitab yang disusun oleh Habib Umar bin Hafidz itu dalam 15 menit, beserta sanad, perawi, dan ma’nanya.

 

Tidak butuh waktu lama baginya untuk menghafalkan hadis-hadis pendek itu. “Saya menghafalkan hadis itu sejak kelas 1 SMA dulu”, terangnya yang kini duduk di kelas XI IPS 3. Dan alasanya pun sederhana, “Ingin hafalin memang karena hadis-hadisnya pendek, mudah dihafalkan”, tambahnya.

 

Juga pada suatu ketika, di masa awal mondoknya, Basith membaca sebuah pembukaan di kitab Arba’in Nawawi yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan menghafalkan hadis. “Dari situ saya ingin menghafalkan hadis-hadis”, jelas santri asal Bangkalan, Madura itu.

Semoga Menjadi Ilmu Yang Manfaat

Babak final pengujian siapa yang pantas mendapatkan hadiah bagi penghafal hadis itu, ditempatkan dalam acara sholawatan bersama Majelis Maulid Al-Busyro, Jumat malam, 4 Mei 2018. Dan yang bertindak langsung sebagai penanya sekaligus juri adalah Habib Baagir Al-Mahdali, selaku qodimul majlis. Sama-sama menghafalkan hadis sejak kelas 1 SMA, Basith terlihat lebih unggul dari Nawawi dengan menjawab dua pertanyaan dari tiga soal.

 

Pertanyaan pertama, Basith berhasil menyebutkan sanad dari sebuah hadis lengkap dengan perawinya. Dan di pertanyaan kedua, kembali Basith sukses lebih cepat meneruskan potongan hadis beserta terjemahannya. Sedang untuk soal terakhir, masing-masing memberikan penjelasan dari sebuah hadis. Namun, Nawawi harus merelakan teman satu asramanya itu keluar sebagai
pemenang.

 

Pada acara yang digelar di depan Masjid An-Nur II Al-Murtadlo itu, di samping Kiai Zainuddin, Habib Baagir menyampaikan kekagumannya terhadap dua finalis penghafal hadis itu. “Ini luar biasa, jarang anak muda yang mau menghafalkan hadis, kalau yang hafal lagu pop banyak”, tuturnya di depan seluruh santri putra dan jamaah Majelis Al-Busyro.

 

Prestasi Yang Sebenarnya

 

Habib Baagir menjelaskan kalau hadis-hadis pendek itu akan sangat bermanfaat dalam kehidupan. “Karena isinya tentang perilaku keseharian kita, sering kita lakukan”, jelas beliau. “Kalau sudah menghafal hadis, pasti ada kemauan untuk mengamalkan” tambahnya.

 

Menghafalkan hadis seperti santri-santri itu merupakan prestasi yang sebenarnya. “Prestasi itu bukan rangking satu dan mendapat IP tinggi, tapi bisa menghafal hadis seperti ini adalah prestasi yang besar” ujar Habib Baagir. Karena baginya, di zaman modern seperti ini pemuda mempunyai peran penting sebagai harapan di masa mendatang. “Seperti kata Sayyidina Ali, pemuda hari ini adalah pemimpin di masa mendatang, jadi mulai sekarang harus mempersiapkan diri dan kemampuan, khususnya para santri” tutup beliau dalam sebuah wawancara eksklusif.

Pewarta : Izzul Haq

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK