Wisuda SMP An-Nur: Meneruskan Jenjang SMA dengan Mondok
“Yang pertama, menetapkan wisuda/wisudawati tahun ajaran 2022/2023 telah selesai menempuh pendidikan di SMP An-Nur Bululawang Malang ….” Pembacaan surat keputusan telah terdengar dalam acara Wisuda Ke-29 SMP An-Nur Bululawang Malang pada Sabtu pagi, 3 Juni 2023 di Aula Yaqowi.
Di area wisuda, terdapat bunga-bunga kertas yang menghiasi tepi panggung. Videotron juga menjadi latar belakang panggung dan beberapa lampu sorot di atasnya. Di kanan dan kiri panggung juga terpampang foto besar KH. Anwar Nur (Pendiri Pondok Pesantren An-Nur) dan KH. M. Badruddin Anwar (Pengasuh Pertama Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” dan putra KH. Anwar Nur). Di depan foto itu, terdapat meja dengan tabung dan medali wisuda tertata di atasnya.
Tim Banjari SMP An-Nur menyenandungkan selawat-selawat sembari menyambut para wisudawan dan wali wisudawan ke area Aula Yaqowi. Kemudian, wali wisudawan menuju tenda di sebelah selatan Aula Yaqowi menuju tempat duduk di dalam tenda.
Tak lama, tim Banjari pun berhenti dan MC (Master Of Ceremony) membuka acara wisuda dengan membaca surah Al-Fatihah. Setelah itu, rangkaian-rangkaian sesi wisuda pun mulai berjalan. Mulai dari kirab kepala sekolah, penyerahan buket kepada kepala sekolah, pembacaan ayat suci Al-Quran, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars An-Nur.
Usai bernyanyi, para hadirin duduk kembali dan acara berganti ke pembacaan surat keputusan wisuda. Surat keputusan tersebut menyampaikan selamat kepada para wisudawan/wisudawati yang berjumlah 1139 murid: 586 siswa dan 553 siswi. Selanjutnya pemutaran video teaser wisuda di layar videotron.
Usai pemutaran video teaser, acara berpindah ke prosesi wisudawan SMP An-Nur tahun ajaran 2022/2023. Empat penyemat termasuk kepala dan wakil kepala sekolah menuju ke panggung. Panitia memanggil nama para wisudawan satu persatu dan maju dua-dua untuk prosesi wisuda.
Setelah prosesi wisuda, Bapak Hadikul Ikhwan berkesempatan memimpin pembacaan baiat wisuda. Di atas panggung, beliau mengucapkan kata demi kata baiat wisuda dan para wisudawan menirukannya hingga selesai. Setelah itu, Kiai Husni Mubarok membacakan doa ikrar wisuda.
Selanjutnya, MC membacakan enam wisudawan terbaik dengan nilai rata-rata tertinggi dari semester satu hingga enam dan satu wisudawan teladan. Usai pemberian penghargaan, videotron kembali menayangkan foto-foto ucapan terima kasih dari wali wisudawan yang terkirim di sosial media.
Pesan-pesan bagi Wisudawan SMP

Usai rangkaian acara wisuda, menuju sesi penyampaian sambutan-sambutan. Sambutan pertama dari Bapak Nur Kholis, M.Pd., Kepala Sekolah SMP An-Nur. Di awal beliau mengaku terharu atas ucapan-ucapan wali wisudawan dan mengucapkan terima kasih kepada majelis keluarga dan para wali wisudawan. Beliau juga berharap para siswa meneruskan pendidikannya di pondok pesantren. Terakhir beliau berpesan, “Setinggi apa pun derajat kalian, sesukses apa pun karir kalian, jangan lupa dengan guru.”
Sambutan kedua mewakili wali wisudawan yaitu Prof. Dr. H. Wahid Murni, M.Pd.Ak., Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus minta maaf kepada para guru dan majelis keluarga.
Beliau juga menyampaikan agar para siswa senantiasa di pondok sebab ada banyak peluang pekerjaan setelah lulus, terutama dari Majelis Ulama Indonesia. Terakhir beliau berpesan, “Kalau kita tidak pernah merasakan gagal, kita tidak akan pernah merasakan sukses.”
Sambutan ketiga dari Kiai Zainuddin Badruddin sebagai perwakilan majelis keluarga An-Nur II. Beliau menyampaikan terima kasih kepada para wali wisudawan karena telah memondokkan anaknya ke Pondok Pesantren An-Nur II. Lalu beliau menuturkan ucapan seorang ulama, “Kesuksesan anak bergantung pada orang tua yang mendoakannya. Sebaliknya kebahagiaan orang tua ada pada anaknya yang saleh.”
Sebagaimana Bapak Nur Kholis, Kiai Zainuddin berharap para wisudawan meneruskan mondoknya ke jenjang SMA di An-Nur II. Apalagi mereka akan mendapatkan pembelajaran ilmu agama dan ilmu umum.
Tidak Putus Asa jika Tidak Ada Perubahan

Acara selanjutnya yaitu orasi ilmiah dari Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II, Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag. Di awal, beliau mengisahkan sebuah cerita. Singkatnya beliau mengambil hikmah dari cerita tersebut bahwasanya pendidikan itu berupa akumulasi. Maksudnya, hasil dari belajar itu bukan karena belajar satu atau dua kali. Tetapi, tergantung pada kali pertama dan terakhir. Jadi belum tentu wisuda menunjukkan hasil dari belajar. “Jika masih belum ada hasil, boleh jadi satu tahun atau dua tahun lagi,” jelas Kiai Fathul Bari.
Beliau mengimbau agar tetap bersabar dan tidak putus asa sebab hal itu dapat membuat perkaranya semakin sulit. Beliau juga mengibaratkan seorang anak dengan pohon yang mana semakin besar dan dewasa, angin atau rintangannya akan kencang. Selain itu, Kiai Fathul Bari juga menganjurkan supaya tidak memanjakan sang anak. “Jangan mudah-mudah menuruti kemauan anak,” ucap beliau.
Terakhir, beliau menyampaikan pesan bahwa jangan pernah putus asa dengan pendidikan anak apabila tidak ada perubahan yang signifikan padanya. Untuk menutup orasi, Kiai Fathul Bari mengatakan, “SMP-nya mondok, SMA-nya enggak. Gak bahaya ta?” Sontak para hadirin bersorak. Dengan perkataan tersebut, beliau juga mengharapkan para wisudawan meneruskan jenjangnya dengan mondok.
Menuju sesi terakhir yaitu pembacaan doa penutup dari Kiai Syamsul Arifin. Setelah penutupan acara wisuda, para wisudawan pun bisa menemui orang tuanya yang telah bergerombol menunggu di depan Aula Yaqowi. Suasananya sangat mengharukan.
(Riki Mahendra Nur C/Mediatech An-Nur II)