VIRUS NUSRON

VIRUS, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

ONE DAY ONE HADITH

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA, Ia berkata bahwasannya Rasul SAW bukanlah orang yang “Fahisy” berkata-kata kotor dan “Mutafahhisy” berprilaku jelek. Rasul SAW bersabda :

 

إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling bagus akhlaknya” [HR Bukhari]

 

Catatan Alvers

 

Dalam kehidupan ini, pro kontra adalah hal yang biasa. Namun yang patut disayangkan adalah pro kontra yang disertai caci maki yang dipertontonkan dan di share ke ruang publik. Komentar Nusron wahid dalam Acara ILC yang menghebohkan itu adalah preseden buruk bagi umat islam indonesia.

 

Bagaimana tidak, seorang terpelajar dari kalangan organisasi sosial keagamaan terbesar di republik ini yang terkenal dengan tawadlu’ kepada ulama’ justru menampilkan sikap yang berbeda bahkan bertolak belakang. Ia berani melecehkan ulama yang selama ini menjadi panutan. Perilaku ini kemudian menjadi efek domino dimana orang yang pro kepadanya ikut-ikutan melecehkan ulama dengan membuat video dan meme pelecehan dan bahan tertawaan, dan orang-orang yang kontra pun membalas dengan perkataan- perkataan keras bahkan balas menghinanya dengan caci dan makian. Di sinilah saya  khawatir perilaku “minim akhlak” nusron ini menjadi virus yang menular kepada semua elemen bangsa ini, baik mereka yang muda maupun yang tua atau dituakan.

 

Dimanakah akhlak yang diajarkan oleh Rasul SAW?. Sang utusan yang diutus ke muka bumi dengan misi utama untuk menyempurnakan akhlak. Rasul SAW bersabda :

 

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan ahlaq” [Musnad Al-Shihab Al-Qadha’i]

 

Akhlak telah porak poranda yang ditandai dengan hilangnya rasa tawadlu’ kepada sesama bahkan kepada yang lebih tua atau dituakan. Hal ini terjadi karena masing-masing pihak merasa pantas untuk menghina lawannya. Mari kita ingat kembali sabda Rasul SAW :

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

“Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tak menyayangi anak yang kecil diantara kami dan tak menghormati orang yang tua diantara kami.” [HR. Tirmidzi]

 

Dalam hadits ini, Yang tua hendaklah menyayangi yang muda. Berilah nasehat kepada yang muda dengan cara yang baik. Janganlah kita terbawa oleh gaya pemuda yang berkata-kata kotor. Tetaplah kita menjaga sikap santun dan kedewasaan dalam berpikir dan saling bertukar pendapat. Hendaklah kita meniru ucapan Nabi Nuh dalam menasehati anaknya. Perkenankan saya memberi nasehat kepada nusron, baik yang wahid maupun yang bukan wahid :

يَابُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

“Wahai anakku, naiklah (ke bahtera) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” [QS Hud 42]

 

Janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir yang mana mereka mengajakmu untuk menjauhi al-Quran. Allah SWT berfirman :

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar akan Al-Quran ini dan abaikan saja (dengan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya), supaya kamu dapat mengalahkan mereka.” [QS Al-Fushshilat : 26]

 

Ingatlah, seorang sahabat itu bisa menarik dan mempengaruhimu. pepatah mengatakan :

الصَّاحِبُ سَاحِبٌ

“Sahabat itu bisa menarik (mempengaruhi)”.

Rasul SAW juga bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang akan (mengikuti) agama teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. [HR Abu Daud]

 

Saya khawatir bukan si kafir itu yang masuk islam, justru kau dan kawanmu yang berdalih ingin mendakwahinya akan terseret dalam agamanya. Naudzu Billah!! Tsumma Naudzu Billah!!

 

Jadilah pemuda yang santun. pemuda yang menghormati yang tua sebagaimana ditradisikan oleh organisasi yang membesarkanmu. Bukankah Rasul SAW mengajarkan untuk menghargai yang tua dan memerintahkan yang muda untuk menahan diri. Sahabat Jabir RA berkata: Delegasi dari juhaynah datang kepada Nabi SAW lalu seorang pemuda dari rombongan tersebut berdiri untuk berbicara maka Nabi SAW bersabda:

مه ، فأين الكبير ؟

“Diamlah, Mana yang tua?” [HR Al-Baihaqi]

 

Muliakanlah yang tua diantara kalian sebab Rasul SAW bersabda :

إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ

“Sesungguhnya termasuk perilaku mengagungkan Allah adalah mengagungkan orang muslim yang beruban (tua)” [HR Abu Daud]

 

Setiap manusia pastilah pernah berbuat kekeliruan, Nabi Adam berbuat kesalahan dan iblispun juga berbuat kesalahan. Sama-sama berbuat salah, Nabi adam diterima taubatnya namun iblis tidak. Mengapa karena Nabi Adam melakukan kesalahan karena ia lalai sedang iblis berbuat kesalahan karena sombong dan selalu mencari pembenaran akan kesalahannya.

 

Maka dari itu sadarilah motivasimu. Jika kau menyadari kekeliruanmu karena lalai maka segeralah meminta maaf dan bertaubatlah kepada Allah SWT niscaya kau seperti Nabi adam. Namun jika engkau berlaku sombong maka sampai kapanpun hatimu tertutup dari kesadaran dan taubat layaknya iblis dan saat itu pula kau akan menjadi orang yang paling dibenci oleh Nabi SAW:

إن من أحبكم إلى، وأقربكم مني مجلساً يوم القيامة، أحسانكم أخلاقاً وإن أبغضكم إلى، وأبعدكم مني يوم القيامة، الثرثارُون والمتشدقون والمتفيهقون” قالوا : يا رسول الله قد علمنا (الثرثارُون والمتُشدقون) فما المُتفيهقُون؟ قال:  (المتكبرون)

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sesunguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada Hari Kiamat adalah ats-tsartsarun: orang yang banyak bicara, al-mutasyaddiqun: Orang yang berbicara dengan dibuat-buat dan (al-mutafaihiqun). Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kami mengerti tentang ats-tsartsarun dan al-mutasyaddiqun. Lalu apa yang dimaksud dengan al-mutafaihiqun?’ Beliau menjawab, ‘Dialah orang yang sombong.” [HR Tirmidzi]

 

Akhirnya saya khawatir, fenomena ini termasuk salah satu tandanya kiamat. Nabi SAW bersabda:

لا تقوم الساعة حتى يكون الولد غيظا والمطر قيظا وتفيض اللئام فيضا وتغيض الكرام غيضا ويجترئ الصغير على الكبير واللئيم على الكريم “

“Tidaklah hari kiamat datang hingga seorang anak menjadikan orangtuanya murka, hujan terhenti (kemarau panjang), pelaku kejelekan meraja lela, orang mulia berkurang (banyak meninggal), Anak kecil berani kepada yang tua dan orang jelek berani kepada orang yang mulia” [HR Thabrani]

 

Dan untuk yang tua dan dituakan, tetaplah menasehati dengan penuh kelembutan dan kasih sayang dan jauhi perkataan kotor dan caci makian. Marilah kita berdoa agar semua kita khusnul khatimah. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk terus memerangi kejelekan tanpa berbuat kejelekan yang lain.

 

Salam Satu Hadith,

DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

 

ONE DAY ONE HADITH

Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)

READY STOCK BUKU ONE DAY#1

Distributor : 081216742626

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK