Tepat Rabiulawal, Pengajian Ahad Legi Bersamaan dengan Maulid Nabi

“Semeriah apapun acara Maulid kalau itu semua ditujukan untuk mensyukuri nikmat kita menjadi umat Nabi Muhammad, itu acara yang sederhana,” ucap Habib Fahmi Assegaf, M.Pd., dalam tausiahnya pada acara Pengajian Rutin Ahad Legi 17 September 2023 yang bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Terdapat snack-snack dan buah yang tergantung di atas tempat duduk jemaah. Susunan acara pun ada sedikit perbedaan dari Pengajian Ahad Legi biasanya.

Sebelum runtutan Pengajian Ahad Legi bermula, Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag., mengkaji kitab Shohih Al-Bukhari dan kajian kutipan sebuah kitab oleh Kiai Zainuddin Badruddin, Lc., M.M. Selanjutnya pembacaan tahlil dan istigasah bersama.

Setelah itu, menuju pembukaan runtutan Pengajian Ahad Legi dengan pembacaan surah Al-Fatihah. Berlanjut dengan lantunan ayat suci Al-Quran oleh seorang santri. Rangkaian ketiga khusus dalam rangka Kelahiran Rasulullah, Ustaz Zainul Arifin selaku ketua Pengajian Rutin Ahad Legi bersama Ustaz Hasyim Lathif memimpin pembacaan Maulid.

Selanjutnya ialah sambutan dari Majelis Keluarga Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo”, Kiai Fathul Bari. “Hari ini adalah hari pertama di bulan Maulid Nabi Muhammad saw.,” pembukaan beliau.

Berkenaan dengan Maulid Nabi, Kiai Fathul Bari sempat menyinggung jajan yang terpampang di atas para jemaah. “Tapi saya mikir-mikir. Dalam Pengajian Ahad Legi ada snack-snack banyak gini, jangan sampai jemaah Pengajian Ahad Legi kalah akeh ambek (kalah banyak dari) snack-snack  yang di atas,” ujar beliau.

Rabiulawal Mulia dengan Adanya Maulid Nabi 

Acara selanjutnya yakni pengumuman dan bersambung ke penyampaian mauizah hasanah. Habib Fahmi Assegaf mendapatkan mandat sebagai pengisi tausiah dalam Pengajian Ahad Legi kali ini.

Sama halnya dengan Kiai Fathul Bari, Habib Fahmi menyampaikan kembali bahwa kemuliaan bulan Rabiulawal sebab lahirnya Nabi Muhammad saw., di bulan tersebut. Singkatnya, Beliau tidak lahir di bulan Ramadan yang termasuk bulan mulia, tidak lahir di bulan asyhur al-hurum (Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab), tapi lahir di bulan yang biasa saja, yakni Rabiulawal. Alasannya untuk mencegah anggapan kemuliaan Nabi karena lahir di bulan yang mulia tersebut.

Selain itu, Allah menakdirkan Nabi lahir pada hari Senin. Bukan hari Jumat hari raya umat muslim, atau Sabtu yang bertepatan hari ibadahnya orang Yahudi, atau Minggu hari ibadahnya umat Nasrani, tapi hari Senin. Lagi-lagi hal ini untuk menghapus anggapan kemuliaan Nabi Muhammad saw., karena lahir di hari yang mulia.

Kemuliaan Nabi membuat hal-hal yang biasa menjadi istimewa, seperti bulan Rabiulawal dan hari Senin. “Segala sesuatu yang biasa tapi kalau sudah ada kaitannya dengan Rasulullah saw., maka apa yang biasa tidak bisa lagi dipandang biasa. Apa yang biasa menjadi luar biasa,” tegas Habib Fahmi.

Tak hanya itu, berkat menjadi umat Nabi Muhammad saw., akan masuk surga pertama daripada umat lainnya dan mendapatkan surga yang sangat luas. Luas surga seluas langit dan Bumi. Allah menciptakan surga dengan 120 saf. Umat Islam mendapatkan jatah dua pertiganya atau 80 saf. “Kita menjadi umat yang paling mulia karena nabinya yang paling mulia,” terus Habib Fahmi.

Sampai-sampai malaikat mengatakan bahwa mereka tidak kaget jika umat Nabi Muhammad masuk surga. Tetapi mereka kaget dan heran apabila ada umat Nabi Muhammad yang masuk neraka. Bahkan Habib Fahmi menerangkan, “Allah kalau tidak takdirkan kita masuk surga, tidak akan Allah takdirkan kita untuk jadi umat Nabi Muhammad.”

Kebenaran Al-Quran dan Umat Islam

Setelah itu, beliau menyampaikan tentang kebenaran Al-Quran. Al-Quran yang telah ada sejak abad ke-14 Masehi sudah banyak yang terbukti di masa sekarang. Kebenaran Al-Quran ini menjadi jawaban mengapa Islam menjadi agama yang paling benar. Terlebih lagi banyak hal-hal menakjubkan di dalamnya  yang terbukti di masa sekarang. “Nggak ada dalil paling kuat untuk membuktikan Islam ini agama paling benar bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang mengutus makhluk mulia yang bernama Muhammad sebagai utusan kecuali Al-Quran, karena banyak kemukjizatan dalam Al-Quran yang semakin hari semakin terbukti,” jelas Habib Fahmi.

Contohnya saja ajaran bersuci dengan tujuh siraman air yang salah satunya tercampur tanah yang telah terbukti oleh ilmuwan Jepang hingga ia masuk Islam. Selain itu laut yang terpisah antara air asin dan tawar di Siberia. Bahkan ikannya juga terpisah padahal tidak ada penghalang. Serta fase-fase dalam kandungan telah tertulis dalam Al-Quran dan terbukti di zaman sekarang.

Hal ini menjadi bukti bahwa selain Al-Quran itu benar juga tidak bertentangan dengan sains modern. “Nggak pernah bertentangan antara sains modern dengan isi Al-Quran,” ucap beliau. “Bukti kebenaran Tuhan cuma satu, hanya Allah. Muhammad adalah utusan Allah. Al-Quran itu benar,” tambahnya.

Dengan bukti kebenaran agama Islam, Habib Fahmi mengatakan, “Jangan khawatir. Panjenengan (Anda) sudah dipilih oleh Allah untuk calon penghuni surga karena iman dan Islamnya panjenengan (Anda), dengan status Anda sebagai umat Rasulullah, Anda itu sekarang sedang berada di dalam rahmatnya Allah Swt.”

Di akhir tausiah, Habib Fahmi menyampaikan, “Untuk masuk surga kendaraan kita cuma satu, bukan puasa, bukan salat, bukan haji, tapi adalah syafaatnya Rasulullah saw.” Beliau menambahkan, “Syafaatnya Rasulullah buat kita itu harapan satu-satunya harapan.”

Usai penyampaian mauizah, Kiai Syamsul Arifin, M.Pd.I, pun membacakan doa penutup. Setelah penutupan acara, para jemaah pun berbondong-bondong mengambil snack-snack yang telah tergantung di atas mereka.

(Riki Mahendra Nur C./Mediatech An-Nur II)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK