Tafaqquh Fiddin; Jihad Para Da’i

tafaqquh fiddin, Tafaqquh Fiddin; Jihad Para Da’i, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

Lentera Hidup

 

Tafaqquh Fiddin

 

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. pernah mendoakan Ibnu Abbas ra. Do’a beliau berbunyi “Allahumma Faqqihhu fi ad-din wa ‘allimhu at-ta’wil”, Ya Allah, Jadikan Ibnu Abbas sebagai orang yang memahami agama dan Ajarkan ta’wil kepadanya! Berkat doa Nabi tersebut kemudian Ibnu Abbas mendapat berbagai gelar kehormatan “Habrul Ummah (Tinta Umat), Turjuman al-Qur’an (Juru Terjemah Al-Qur’an), dan sebagainya”.

 

Secara tekstual, ucapan Nabi tersebut memakai redaksi do’a yang dikhususkan kepada Ibnu Abbas. Akan tetapi, substansi dari do’a tersebut bersifat umum. Pada dasarnya, dalam hadis di atas Nabi berwasiat akan pentingnya mempelajari dan mendalami ilmu agama (tafaqquh fiddin). Nabi berusaha memberikan spirit kepada umatnya agar senantiasa memiliki semangat untuk belajar ilmu agama, sehingga dakwah Islam tetap eksis.

 

Tafaqquh fiddin di dalam al-Qur’an disandingkan dengan permasalahan jihad. Dalam surat At-Taubah: 122 Allah berfirman, yang artinya” Tidak sepatutnya bagi kaum mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

 

Dalam konteks ayat di atas, jihad dengan mengangkat pedang merupakan sesuatu yang bersifat dlaruri untuk menyelamatkan dan menyebarkan Islam. Sehingga banyak umat Islam yang berbondong-bondong untuk ikut berperang. Melihat fenomena tersebut, Allah mengharuskan di antara mereka untuk menetap (tidak berperang) dan belajar ilmu agama.

 

Hal ini berarti bahwa antara jihad dan tafaqquh fiddin sama-sama memiliki tujuan melestarikan agama Islam dan menyebarkannya. Bedanya, umat Islam melestarikan dan menyebarkan Islam dengan mengangkat pedang dan senjata. Sedangkan para da’i melestarikan dan menyi’arkan Islam dengan mengangkat pena, membaca buku, dan berdakwah.

 

Melihat berbagai fakta akhir-akhir ini yang diakibatkan oleh arus globalisasi dan kemajuan teknologi, nampaknya tafaqquh fiddin merupakan satu-satunya jalan untuk membentengi agama Islam. Hal ini menjadi tugas seluruh umat Islam, khususnya yang concern dalam bidang dakwah. Sebab, terjadinya dekadensi dan krisis moral yang melanda generasi kita kebanyakan dikarenakan pondasi keimanan dan akhlak mereka belum mapan dan kokoh, sehingga dengan mudah bisa digerus oleh arus globalisasi, westernisasi, dan teknologi. Wallahu A’lam.

oleh : Ag. Helmi Nawali, S.S.,

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK