KH. M. Badruddin Anwar di Mata Alumni

KH. M. Badruddin Anwar di Mata Alumni, KH. M. Badruddin Anwar di Mata Alumni, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
KH Mujayyid memberikan mauidlho pada acara puncak peringatan Haul pertama Kiai Badruddin Anwar.

Mulai dari yang muda hingga yang tua pun tidak ketinggalan untuk saling bertukar cerita dan bernostalgia saat dulu masih mondok.

Sabtu malam (17/02). Acara puncak haul almaghfurlah KH. M. Badruddin Anwar berlangsung meriah dengan dihadiri oleh beberapa kiai dari berbagai daerah. Acara puncak pada malam hari ini, lebih dikhususkan kepada alumni dan para jamaah karena sehari sebelumnya para santri telah lebih dulu memperingati haul Kiai Badruddin yang pertama ini.

Setelah acara selesai terlihat bebrapa alumni berkumpul membentuk lingkaran bersama para teman seangkatannya. Mulai dari yang muda hingga yang tua pun tidak ketinggalan untuk saling bertukar cerita dan bernostalgia saat dulu masih mondok.

Dari cerita-cerita alumni mereka banyak membahas tentang keperibadian almaghfurlah KH. M. Badruddin Anwar. Salah satunya adalah, beliau terkenal dengan kema’riftannya yang bisa mengetahui hal-hal yang belum terjadi dan juga bisa mengetahui sifat-sifat para santrinya.

KH. M. Badruddin Anwar di Mata Alumni, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
KH Mujayyid memberikan mauidlho pada acara puncak peringatan Haul pertama Kiai Badruddin Anwar.

“kiai bad itu ma’rifat bisa mengetahui sifat para santrinya, bahkan beliau bisa mengawasi apa saja yang dilakukan para santrinya tanpa melihat secara langsung, hanya kita saja sebagai santri tidak merasa diawasi”, ujar salah seorang alumni angkatan 1997.

 

Tak hanya alumni An-nur II saja, bahkan alumni An-nur III pun turut membuktikan bahwa kiai bad itu orang yang ma’rifat. “dulu saya pernah ingin sowan kepada Kiai Bad ketika saya habis nabrak orang, tiba-tiba saya dipanggil sama yai bad dan beliau mengetahi masalah saya, padaha saya belum bilang apa-apa”, ungkap alumni An-nur III yang dulunya sering dipanggil Kiai Bad meskipun beliau santri An-nur III.

 

Selain itu, kiai bad adalah sosok kiai yang istiqomah, teguh pendirian dan berakhlaq mulia seperti yang diungkapkan oleh muhammad hayat, alumni tahun 1997 “beliau adalah sosok kiai yang mempertahankan istiqomah, tegguh dalam meraih cita-cita serta dapat menjadi suri teladan bagi para santri dan umat islam”.

 

Lebih dari itu, beliau juga merupakan sosok yang sederhana tidak berhura-hura dengan kekayaannya. Padahal beliau memiliki banyak barang mewah tapi tidak satu pun yang menembus hati beliau. Dan ini lah yang dikatakan oleh KH Ahmad Mujayyid sebagai ulama’ yang berbobot dan do’anya mustajabah.

 

Dan masih banyak lagi cerita kiai bad yang tidak bisa di sebutkan di sini karena keterbatasan dan masih banyak narasumber yang belum dimintai keterangan semasa mondoknya ketika bersama almaghfurlah KH. M. Badruddin Anwar. Tetapi, dari sini saja, kita sudah dapat mengetahui, seperti apa kemuliaan sifat beliau itu.

 

(M Miqdadul Anam/Lingkar Pesantren)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK