Sejarah Perkembangan Pengajian Ahad Legi

Sejarah Perkembangan Pengajian Ahad Legi, Sejarah Perkembangan Pengajian Ahad Legi, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

Pondok Pesantren An-Nur II

 

Telah lama pondok pesantren memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap masyarakat, tak terkecuali dari sebuah pengajian inilah cikal bakal berdirinya pengajian Ahad Legi.

 

Berawal dari pengajian yang bertajuk mengumpulkan seluruh alumni pondok pesantren agar saling dekat relasi antara kyai dan para santri. Pengajian ini diberi nama “pengajian alumni”, dengan rentetan acara ngaji bareng kitab bidayatul hidayah bersama kyai badruddin, dilanjutkan dengan mauidhoh dari kalangan kyai lokal ataupun regional hingga nasional. Maka terintislah pengajian ini pada tanggal 1 juli 1989.

Asal Mula Pengajian Ahad Legi

Awalnya, semua panitia pengajian ini adalah para alumni yang terbangun dari berbgai daerah, sedangkan para santri yang berdomisili di pesantren termasuk Ag. khoiruddin, Ustadz Mukhlishin, serta Ustadz Suparman hanya membantu dari dalam, selebihnya alumni.

 

Setelah setengah tahun berjalan pengajian ini tak kunjung dihadiri oleh jamaah yang ditargetkan, meskipun telah berbagai cara dilakukan. Mulai dari didatangkan tim Marching Band, pengajian dipindah pada sore hari, bahkan hingga malam hari. Namun cara ini tak membuahkan hasil dan malahan merugikan panitia karena mahalnya biaya penyewaan terop,lampu dan sound system

 

Akhirnya, setengah tahun berikutnya susunan panitia dan pengurusan diambil alih oleh santri yang berdomisili dipesantren. Lantaran sulitnya alumni untuk mengurusi administrasi baik itu undangan ataupun lain sebagainya.

 

Berkat kesungguhan kyai badruddin dalam membina pengajian ini, tak segan-segan para santrinya pun ikut bersinergi dibawah komando beliau. Diantaranya adalah beliau agus Khoiruddin, yang awalnya beliau itu berpredikat santri, hingga menjadi menantu kyai. Tak segampang itu menyandang title “menantu kyai”, hasil usaha beliau dalam menghidupkan kegiatan ini. Mulai jadi bagian perlengkapan semisal terop dan lain sebagainya hingga menjadi bendahara dan ketua pelaksana acara.

 

Perkembangan dari Tahun-Ketahun

Mengenai dana yang digunakan untuk menghidupi pengajian ini tidak mudah, setiap bulanya Ag. Khoiruddin besarta pengurus yang lainnya berjuang sekuat tenaga guna mendapatkan dana dengan cara berkeliling menemui donatur yang mau menyumbangkan ataupun keliling desa dan meminta shodakoh baik itu seribu/dua ribu. Dan jika masih kurang beliau rela menambal kekurangan tersebut dengan penghasilan yang beliau dapat. Inilah latar belakang beliau mendapat predikat “menantu kyai”, karena hasil usahanya menghidupi pengajian ini.

 

Seiring berjalanya waktu, pengajian ahad legi semakin berkembang dengan didatangkanya para mubaligh baik lokal, regional, hingga nasional. Diantaranya adalah K.H. Yasin Yusuf, Blitar, K.H Harun Ismail, K.H Mudlofar, K.H Imam Asfali, dan kyai-kyai nasional lainnya. Ada suatu kisah menarik tentang mubaligh yang pernah menduduki pentas kegiatan ahad legi yaitu KH Yasin Yusuf.

 

Saat pertama kali beliau diundang, beliau segera mengiyakan dan berkata “untuk selanjutnya gak usah diundang gus(gus khoiruddin), insya allah saya akan berusaha istiqomah menghadirinya”. beliau beralasan bahwa beliau sering bareng bersama Almaghfurlah R.K.H Anwar Nur saat mengisi pengajain dengan mengendarai cikar (red;jawa), hingga akhirnya beliau tidak bisa menghadiri karena sait parah dan tutup usia.

 

Akhirnya pengajian ahad legi dapat dikenal oleh kalangan masyarakat umum dan dihadiri oleh ribuan jamaah serta pendanaan pun tidak ribet lagi karena sebab adanya SPBU An-Nur dan Kopontren yang dihalui oleh Ag. Khoiruddin Ak. M. Si. Inilah bukti bahwa pengajian ahad legi sangat berkontribusi besar untuk khlalayak umum tidak hanya dari segi ilmu tetapi juga mensuplai ekonomi jamaah yang terikat dalam ikatan pedagang ahad legi.

 

Maka, dengan semakin besarnya pengajian ahad legi ini, diringi santri yang luluh lantah adanya, ribuan jamaah yang hadir hingga mendengarkan pengajian pun seraya duduk-duduk santai di taman-taman yang ada, bercengkerama hanya untuk melepas rindu kepada anakanya.

 

“Berkat karomah yang dimiliki pendiri sekaligus perilis pengajian ahad legi ini, R.K.H Badruddin Anwar, Alhamdulillah berjalan lancar semua apa-apa yang diliwati beliau”, ujar ketua pengurus pegajian Ahad Legi, Ag. Khoiruddin.

 

Wawancara tertutup oleh :Moch Iqbal Imami & Arya Wahyu Pratama

 

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK