Resep Masuk Surga dari Syekh Amin Al-Jailani

resep, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
Syekh Amin Al-Jailani (dua dari kanan) berjalan-jalan bersama jajaran pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II pada kunjungannya yang kedua kalinya, pada Selasa 27 Maret 2018.

“Ini adalah dzikir yang pendek, tetapi besar pahala dan manfaatnya” kata Syekh Amin Aduhaby Al-Jailani ketika menyampaikan beberapa nasihat kepada para santri di Masjid An-Nur II. Pada kunjungan silaturahminya yang kedua ini, beliau memberikan sebuah resep bahagia di dunia dan di akhirat.   Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, beliau tiba di Pondok Pesantren Wisata An-Nur II. Seusai sholat subuh berjama’ah, barulah beliau menyampaikan amalan-amalan yang dibaca setiap usai sholat fardu.

Beberapa amalan itu beliau jelaskan beserta sebab dan keutamaanya.   Yang pertama adalah membaca istighfar, beliau menganjurkan kita untuk mengistiqomahkan pembacaan istighfar sebanyak 3 kali setiap usai sholat. Istighfar sendiri dimaksudkan untuk menyempurnakan sholat yang baru kita lakukan. Karena, tidak seratus persen sholat kita khusyuk, dan dengan istighfar itulah yang kurang dari sholat kita dapat ditambal.   Istighfar bagaikan zakat fitrah. Di akhir bulan Ramadhan, kita wajib membayar zakat fitrah, tidak lain dengan zakat fitrah itulah yang dapat menyempurnakan puasa kita selama satu bulan.

Dan sesuai dengan maknanya, istighfar dapat menghapus dosa-dosa kita.   Setelah itu, membaca Allahumma Ainni ‘ala dzikrika wa syukrika wa khusni ibadatika. Dimana bacaan ini dulu diwasiatkan Nabi Muhammad SAW kepada sahabat Mu’adz. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadist muasabaqoh.   Usai membaca do’a tersebut, kita dianjurkan membaca ayat kursi. “Barang siapa yang membaca ayat kursi, tidak akan ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematiannya” ujar beliau yang merupakan keturunan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani ke-26 ini.  

Dilanjutkan dengan baca’an-baca’an lain seperti surat Al-‘Alaq, beserta muawidatain yang mempunyai fadhillah besar. Sehingga kelak amalan itu akan menjadi penyelamat kita di akhirat nanti. Bagi beliau, amalan-amalan seperti itu tidaklah sulit. Bagi kita sekalipun. Sesibuk apapun kita, untuk mengamalkan semua yang beliau ijazahkan adalah hal kecil. Namun, memiliki manfaat yang besar.   “Ini adalah dzikir yang pendek, tidak lebih dari 5,5 menit (kita membacanya)” tutur beliau yang tiba pada hari Selasa, 27 Maret 2018.Artinya kalau seusai sholat kita meluangkan waktu 5,5 menit, dalam sehari ada 5 waktu sholat wajib, berarti kita hanya meluangkan waktu 27,5 menit. Dan kita bisa mendapatkan pahala yang besar.  

“Dzikir ini pendek, tapi syetan dan hawa nafsu yang membuat berat” nasihat beliau. Hal itu langsung beliau buktikan. Ketika ada salah seorang santri yang bertanya kepada beliau perihal bagaimana mengatur waktu dan tetap bisa mengamalkan dzikir itu, beliau langsung membuktikannya. Diambilnya jam yang melingkar di tangannya dan diberikan kepada santri tersebut.Beliau pun membaca semua dzikir tersebut dari awal hingga akhir. Dan terbukti, dzikir itu hanya memerlukan waktu 5 menit saja.   Dzikir ini memang mudah untuk diamalkan. Tetapi, yang membuat berat, ya itu tadi. Hawa nafsu dan godaan setan.  

Pewarta : Izzul Haq  

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK