Berkenalan dengan Kitab Kuning di An-Nur II

Kunjungan Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Condong Tasikmalaya,

Setelah SD Islam Tompokersan Lumajang yang bersilaturahmi beberapa hari yang lalu,kini giliran Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Condong Tasikmalaya, Sabtu malam (13/01). Mereka terdiri dari 105 santri kelas V diniyah dan 12 ustadz pembimbing. Selain bersilaturahmi, mereka juga sedikit belajar mengenal kitab kuning di Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo”.

 

“Kami ke sini bermaksud untuk bersilaturahmi, sebagaimana yang kita ketahui, silaturahmi sangat banyak sekali faidahnya. Selain itu kami juga ingin menimba ilmu kitab kuning di pesantren ini”, ujar Ustadz Ayat Ruhiyat.

 

Menurut Ustadz Agus Riyadi, salah satu ustadz yang turut serta dalam rombongan, “Dalam pesantren kami ada 3 program pendidikan, program bahasa output nya terhadap muhadatsah. Sedangkan kitab kuning ouput nya terhadap Alqur’an”. Terangnya lagi, di zaman yang semakin maju yang sebagian orang menyebutnya sebagai zaman now, kitab kuning masih dianggap relevan dalam menjawab persoalan masyarakat.

 

Mereka memilih An-Nur II bukanya tanpa alasan, Ustadz Ayat menerangkan, “PP An-Nur II adalah pondok pesantren yang besar dan sangat masyhur. Semoga dengan keberkahanya, pesantren kami dapat mengikuti jejak PP An-Nur II.” Senada dengan hal tersebut, Ustadz Agus juga ikut bicara, “Ada ustadz kami yang mengatakan bahwa An-Nur II itu bagus, kami langsung melihatnya di internet. Terbukti PP An-Nur II memang lembaga pendidikan yang bagus”.

 

Rombongan PP Riyadlul Ulum Condong Tasikmalaya datang tepat setelah para santri menunaikan sholat Maghrib berjam’ah. Mereka langsung diarahkan untuk menuju Ndalem Timur tempat acara berlangsung.

 

Dalam sambutanya, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” menerangkan tentang metode kitab kuning yang dipelajari dalam pondok pesantren. Menurutnya, ada seorang doktor yang mengajar di UIN Maliki Malang melakukan penelitian kaitan antara metode baca kitab kuning salaf dengan perilaku para santri.

 

Metode salaf

mengajarkan para santri untuk membaca tawassul kepada mushonnif (pengarang) sebelum memulai pengajian. Hal inilah yang membawa dampak besar terhadap ilmu yang diperoleh para santri, ilmu mereka menjadi manfaat barakah lantaran tawassul.

 

Selain itu, metode salaf menggunakan bahasa jawa halus dalam pemaknaannya. Sehingga, selain para santri belajar agama, mereka juga belajar akhlak melalui pembelajaran bahasa Jawa halus. Maka tidak heran kalau banyak para wali santri disini yang terkaget-kaget, baru mondok sebentar tapi sudah pintar berbahasa halus.

 

Turut hadir pula Kepala Madrasah Diniyah An-Nur II, KH Fadhol Ahmad Damhuji, beliau sedikit bercerita tentang sejarah pondok pesantren hingga sejarah tiap unit pendidikan yang ada, mulai MI, MTS, MA, SMA, dan juga STIKK. Selain itu beliau juga menceritakan tentang kegiatan pondok pesantren hingga program unggulan Albadar.

Albadar

Pada kesempatan itu juga, beberapa santri program Albadar turut mendemonstrasikan hasil belajarnya, Hal inilah yang membuat PP Riyadlul Ulum semakin takjub akan kualitas pendidikan di Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo”.

Pewarta: Robby Bagus

Esitor: Izzul Haq

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK