PENYERU KEBAIKAN

penyeru kebaikan, PENYERU KEBAIKAN, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

PENYERU KEBAIKAN

ONE DAY ONE HADITH

 Diriwayatkan dari an-Nu’man bin Basyir RA, Nabi SAW bersabda :

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنْ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِي نَصِيبِنَا خَرْقًا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا وَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيعًا

”Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang yang melanggarnya seperti suatu kaum yang berada dalam sebuah kapal. Maka mereka mengadakan undian sehingga sebagian (penumpang) mendapatkan tempat di atas dan sebagian yang lain mendapatkan tempat di bawah. Dan penumpang bagian bawah jika akan mengambil air melewati penumpang yang di atas. Dan suatu saat berkata: ”Kalau kita lubangi bagian kita (bawah kapal ini untuk mengambil air), supaya tidak mengganggu orang yang di atas. Jika mereka yangberada di atas membiarkan saja orang (yang di bawah) untuk melubangi kapal, maka semuanya akan bisanasa (tenggelam), tetapi jika mereka mencegahnya, niscaya mereka semua selamat.”   [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Situasi kondisi yang baik merupakan harapan setiap manusia. Namun situasi demikian sulitlah terwujud mengingat setan senantiasa bekerja keras untuk menyesatkan manusia dan menjerumuskannya ke lembah kehinaan dan kejelekan.

Saat yang demikian, menjadi baik tidaklah cukup tanpa setiap kita berusaha menjadikan orang lain baik dan tidak melanggar aturan. Itulah peran amar ma’ruf nahi munkar. Allah SWT :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” [QS:Ali Imran: 104].

Sikap acuh tak acuh pada lingkungan yang tidak baik adalah sikap yang salah dan mereka yang berbuat demikian adalah orang-orang yang rugi. Allah SWT berfirman :

وَالْعَصْرِ* إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ* إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [QS:Al-‘Ashr: 1-3].

Bahkan orang-orang terdahulu dilaknat Allah karenanya. Allah SWT berfirman :

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ* كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” [QS:Al-Maidah: 78-79].

Perilaku acuh tak acuh pada lingkungan yang tidak baik cerminan keimanan yang lemah. Rasul SAW bersabda :

مَنْ رأى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فإنْ لَم يَسْتَطِعْ فَبِلِسانِهِ، فإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذلكَ أضْعَفُ الإِيمَانِ

“Barang siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya dan jika tidak mampu dengan hatinya. Dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman.” [HR Muslim]

Tidak hanya merugi , terlaknat dan lemah iman, mereka yang acuh tah acuh membiarkan kondisi yang tidak baik (kemaksiatan) akan terkena imbas dari murka Allah swt. Sebagaimana firman-Nya :

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [QS:Al-Anfaal: 25].

Hal ini sebagaimana gambaran yang dikemukakan oleh Nabi SAW dalam hadits utama di atas.

“Seandainya yang berada di atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya untuk melubangi perahu, niscaya semuanya akan tenggelam dan binasa. Namun, jika orang bagian atas mencegah orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.”

Orang yang menyeru kebaikan dan melarang kemaksiatan akan mendapat tantangan dari orang lain sehingga penyeru kebaikan butuh bersabar menghadapi semuanya. Inilah yang diisyaratkan oleh Lukman kepada anaknya dalam firman Allah swt:

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [QS:Luqman :17].

Ahli hikmah berkata : Orang Shalih, melakukan kebaikan untuk dirinya. Sedangkan Mushlih (Penyeru Kebaikan) ia mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan orang lain. Orang Baik, akan dicintai manusia. namun Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia. Sebagaimana hal ini dialami Nabi Muhammad SAW dimana sebelum diutus, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik dan ketika beliau menyerukan Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya; Tukang Sihir, Pendusta, Gila.

Maka untuk meminimalisir resiko tersebut hendaklah setiap penyeru kebaikan mengambil metode terbaiknya. Allah SWT berfirman :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” [QS: An-Nahl : 125]

Alvers, Tetaplah istiqamah dalam menyeru kebaikan, ingatlah pahala besar akan didapatkan. Rasul SAW bersabda :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” [HR Muslim]

Seandainya setiap orang tahu akan keutamaan menyeru kebaikan niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya sebagaimana mereka (orang arab saat itu) berlomba-lomba mencari unta merah atau kendaraan super car yang mahal harganya yang menjadi kebanggaan orang zaman now. Rasul SAW bersabda :

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

“Demi Allâh, bila Allâh memberi petunjuk (hidayah) lewat dirimu kepada satu orang saja, lebih baik (berharga) bagimu daripada unta-unta yang merah.” [HR Muslim]

Wallahu A’lam.

Semoga Allah Al-Bari menjadikan kita sebagai orang-orang yang baik lagi membaikkan orang lain, istiqamah dalam kebaikan dan sabar menghadapi semua keburukan.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
Pengasuh PP AN-NUR 2 Malang

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK