Pasar Waqiah Ramadan: Cara Menjadi Muslim Sejati
Pasar Waqiah Malam Ke-8 Ramadan
Kalau kamu bisa merasakan sakit, berarti kamu masih hidup. Namun, kalau kamu bisa merasakan sakit atas penderitaan orang lain, berarti kamu masih manusia.
Semua manusia, baik kita, orang tua, sahabat, tetangga, bahkan orang yang tidak kita kenal adalah makhluk ciptaan Allah Swt., yang sama-sama memiliki hak dan kewajiban. Hak kita sebagai manusia tentunya ialah hidup dalam persaudaraan dan kesatuan. Dalam Islam, persaudaraan adalah hal yang paling utama, sebagaimana dalam riwayat hadis yang menyebutkan:
عَنْ أَبِى مُوْسَى رضي الله عنه قَالَ : قَالُوْا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Abu Musa ra., pernah berkata: Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab, “(Muslim sejati) adalah orang yang menjaga lisan dan perbuatan agar tidak menyakiti orang lain.” (HR. Bukhari)
Islam telah mengajarkan perdamaian dan persaudaraan, tapi mengapa kita masih saja menyimpan dendam ke orang lain, iri atas datangnya nikmat dari tetangga, atau bahkan selalu menghakimi kesalahan orang lain atas tindakan buruk mereka?
Jika kita bisa menerapkan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad saw., kita pun bisa menjadi muslim idaman yang malaikat rebutkan, bahkan menjadi muslim yang derajatnya Allah angkat untuk setara dengan derajat para ulama.
Mempererat Hubungan Sesama Muslim
Caranya mudah. Kita cukup mempererat hubungan kita dengan masyarakat, minimal dengan bersedekah pada yang membutuhkan. Sedekah tak harus berupa beras ataupun uang, kita boleh saja memberi bantuan sesuai dengan kemampuan kita. Bahkan, kita pernah mendengar bahwasanya senyum itu sedekah.
Namun, andaikan kita memang tidak bisa memberi itu semua, kita hanya perlu mencegah diri kita untuk menyakiti perasaan orang lain. Jangan sampai lisan dan perbuatan kita membuat orang takut, menyesal, ataupun marah. Bahkan di era digital ini, jempol sudah termasuk bagian dari media pemecah umat manusia. Jangan sekali-kali kita menyakiti orang lain dengan komentar kritik yang tidak berguna.
Ingatlah bahwa semua manusia itu sama, tidak ada perbedaan antara ras kulit merah ataupun ras kulit hitam, antara kaum borjuis atau proletar, antara anak muda dan orang tua, semua derajatnya sama di mata Allah Swt. Al-Quran pernah menjelaskan:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar engkau mendapat rahmat-Nya.” (Q.S. Al-Hujurat: 10)
Penulis mengutip tuturan pertama tadi, “Kalau kamu bisa merasakan rasa sakit atas penderitaan orang lain, maka kamu masih manusia (muslim sejati).”
Jadilah manusia yang bisa merasakan senang, bahagia, sedih, susah, atas dasar rasa empatimu kepada orang lain. Buktikan bahwa kita muslim atas dasar perilaku baik kita ke orang lain, bukan hanya Islam keturunan atau hanya tulisan di kartu KTP. Dengan kata lain, dakwah terbaik kita sebagai masyarakat hanyalah dengan berbuat baik kepada sesama.
(Muhammad Ibnu Sholeh/Lingkar Pesantren)
Leave a Reply