Pasar Waqiah Ramadan: Bulan Puasa Totalitas Tidak Gila Makan
Kajian Pasar Waqiah Malam ke-4 Ramadan
Ketika azan berkumandang, dengan segera kaum muslim meminum air sampai hilang rasa kering di tenggorokannya. Beberapa mungkin sudah mengambil makanan untuk memanjakan mulutnya yang belum mencicipi makanan selama sehari. Pemandangan ini hanya ada di bulan Ramadan, saat-saat umat muslim harus menahan diri tidak mengonsumsi makanan mulai pagi hingga Magrib tiba.
Saat hilal Ramadan telah terlihat, umat muslim harus melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Makanan dan minuman tidak boleh sampai di perut mereka hingga azan Magrib berkumandang. Bulan ini identik dengan muslimin yang menahan dirinya untuk makan, dan menjadi peluang untuk menurunkan berat badan. Namun, beberapa menit sebelum waktu berbuka, meja di dapur penuh dengan warna-warni aneka makanan.
Waktu berbuka menjadi saat-saat pembalasan perut karena tidak ada makanan yang mengisi kesehariannya. Waktu tersebut menjadi pelampiasan dari keinginan yang telah tertahan. Meja makan yang penuh bisa ludes dalam hitungan menit. Setelah itu, perut terasa penuh dan badan terasa berat.
Pada awalnya memang bulan puasa menjadi ajang menurunkan berat badan. Tapi, ketika berbuka puasa, tujuan awal itu malah berubah. Beberapa orang setelah melalui bulan puasa, timbangannya bertambah. Kenapa bisa? Padahal tidak makan atau minum sehari selama satu bulan.
Alasan Berat Badan Bertambah saat Puasa
Melansir dari Halodoc, ada beberapa penyebab kenapa orang puasa bisa bertambah berat badannya. Satu, karena ia sering makan. Mungkin jarang ada yang menyadari, sebenarnya mulai buka puasa sampai tidur, orang puasa banyak memasukkan barang ke mulutnya. Saat azan, makan kurma. Setelah menunaikan salat, menyerbu hidangan di atas meja. Sambil menunggu azan Isya, makan camilan manis. Seusai tarawih, kembali makan. Lalu sebelum tidur karena mulut gatal ingin merasakan makan, kembali makan lagi. Di sela-sela itu semua, karena tenggorokannya selalu terasa kering, ia minum tanpa terkendali.
Kedua, malas bergerak. Beberapa orang beranggapan bahwa di bulan puasa harus menghemat tenaga karena tidak makan dan minum. Juga beberapa orang beranggapan bahwa puasa harus penuh dengan tidur karena berpahala. Memang, pada bulan puasa tidur terdapat ganjarannya. Hanya saja, amal-amal lain yang lebih bermanfaat dari tidur akan mendapat pahala lebih banyak dari biasanya. Analoginya, “Tidur saja mendapat pahala apalagi ibadah”.
Ketiga, ada niatan balas dendam. Maksudnya adalah makan dengan membabi buta tatkala waktu berbuka telah datang. Orang-orang beranggapan bahwa seharian tanpa makanan harus dibayar dengan makan sebanyak-banyaknya saat berbuka. Kebiasaan ini dapat menyebabkan timbangan badan naik.
Jangan Makan Berlebihan
Allah pernah berfirman untuk tidak makan secara berlebihan. Di dalam surat Al-A’raf, Allah melarang manusia untuk berlebih-lebihan dalam makanan dan minuman:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Ayat tersebut kalau diterjemah secara bebas: “Makan, ya, makan. Minum, ya, minum. Cuma, jangan berlebihan! Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”
Tentunya ayat tersebut juga berlaku di bulan Ramadan. Umat muslim meski satu hari menahan diri dari makanan dan minuman, ketika berbuka, tetap tidak boleh melewati batas. Makan secukupnya, ketahui batas, dan hidup sehat serta menaati perintah Allah. Puasa menjadi lebih berkah dan badan lebih terawat. Dua bonus dalam satu kesempatan. Luar biasa.
Apalagi makan secara berlebihan membawa dampak yang buruk. Makan banyak bisa memengaruhi kesehatan badan. Juga, karena keterlaluan saat makan, badan bisa menjadi malas bergerak dan terasa berat. Akibatnya, malas pergi ke masjid dan bolos salat tarawih.
Oleh karenanya, pada bulan puasa harus totalitas menahan diri dari gila makan atau minum. Perbanyak melakukan ibadah untuk membuat badan bergerak. Dari sana, ibadah puasa yang baik dan benar serta menyehatkan badan akan didapat.
(Ahmad Firman Ghani M./Mediatech An-Nur II)
Leave a Reply