NU, Organisasi Islam yang Cinta Tanah Air

organisasi, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

Organisasi NU untuk Indonesia

KH. Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi yang berlatang belakang keagamaan. Yaitu NU (Nahdlatul Ulama) organisasi Islam terbesar di Indonesia. Memiliki latar belakang agama bukan berarti membuat NU seperti DI/TII yang ingin membuat NKRI menjadi negara Islam.

NU adalah organisasi yang ramah. Ia tidak mengajarkan pengikutnya untuk menjadi orang yang suka mengharamkan sesuatu atau mengebom sembarangan. Melainkan NU mengajarkan untuk saling menghargai dan tolong menolong.

NU menanamkan rasa cinta bangsa dan nasionalisme sehingga aneh jika ada orang menyalahkan NU karena ada orang memakai cadar yang melakukan tindakan teroris. Sebab NU sama sekali tidak mendidik hal-hal seperti itu.

Jadinya kontradiksi dong jika ada pengikutnya malah berbuat seperti terorisme. Soalnya NU mengajarkan untuk mencintai tanah air, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi persatuan. Percayalah! Apabila ada orang yang menyuruh untuk mengebom dengan berkata bahwa hal tersebut ajaran NU merupakan suatu kebohongan yang besar.

NU tidaklah memiliki keinginan untuk mendirikan negara Islam ataupun merubah ideologi Indonesia. NU tetap mendukung Pancasila sebagai dasar ideologi Indonesia. Oleh karenanya, NU memiliki semangat untuk terus menjaga NKRI tanpa membedakan agama, warna kulit, maupun suku.

Bahkan semangat nasionalis NU sudah terbukti semenjak zaman penjajahan. Seperti bagaimana kaum bersarung ikut andil dalam peperangan. Meski mereka bukan tentara, senjata tidak punya, dan hanya berbekal rasa percaya keinginan melindungi tanah air tetaplah mereka pegang.

Kontribusi Organisasi pada Negeri

Jasa NU kepada bangsa tidak hanya sebatas ikut perang saja, tapi ada banyak. Seperti memobilisasi warga Indonesia untuk ikut berperang melawan penjajah. KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU ini terkenal sebagai salah satu tokoh dalam masa penjajahan. Beliau melalui fatwanya membuat masyarakat terbakar semangat juang.

Fatwa jihad dari beliau mewajibkan seluruh umat Islam Indonesia untuk memperjuangkan tanah air. Baik itu adalah laki-laki, perempuan, anak-anak, baik yang memiliki senjata atau tidak, tetap terkena kewajiban untuk membela tanah air.

Tentunya kewajiban ini membuat warga Indonesia khususnya muslim dengan tangan terbuka lebar ikut berperang melawan penjajah. Walaupun dari segi senjata, Indonesia kalah telak pada saat itu. Akan tetapi semangat mereka telah melebihi kengerian senjata milik penjajah.

Jasa ini pun diakui oleh Bapak Joko Widodo. Beliau meresmikan 22 Oktober sebagai Hari Santri pada 15 Oktober 2015. Jasa inilah yang menjadi bukti kecintaan NU pada negaranya sendiri.

Selain itu, kecintaan NU tidak hanya pada fisik negaranya, tapi juga pada ideologinya juga. Negara Indonesia semenjak zaman penjajahan dan selepasnya banyak yang ingin merusak ideologinya. Seperti PKI dan DI/TII. Tidak seperti mereka, NU menjaga dan melestarikan ideologi Indonesia.

Dalilnya ialah jasa Gus Dur dalam menegakkan indahnya perbedaan alias pluralisme. Sebagaimana beliau melindungi kaum Konghucu yang menerima ketidakadilan dengan dicabutnya hak-hak mereka selama masa Orde Baru.

Beliau mengerti bahwa Indonesia menerima perbedaan meski itu agama. Indonesia menerima Hindu, Kristen, juga Budha. Maka beliau pun mencabut larangan yang mengatakan pengikut Konghucu tidak boleh melakukan adatnya secara terbuka.

Masih banyak sekali kontribusi NU untuk bangsa ini. Toh, dalam Islam sendiri mengajarkan umatnya jika mencintai tanah air merupakan sebagian dari iman. Hal ini bertujuan agar menjadi manusia yang berperan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

(Ahmad Firman Ghani Maulana/Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK