Mensyukuri Kemerdekaan

Mensyukuri Kemerdekaan, Mensyukuri Kemerdekaan, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

Selamat HUT RI

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari]

Catatan Alvers

72 tahun yang silam, bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, memproklamirkan kemerdekaannya. Melepaskan diri dari jeratan dan cengkraman penjajahan belanda dalam kurun waktu yang amat lama, yang konon sampai 350 tahun. Ada catatan menarik dari Prof. Nina Herlina Lubis, guru besar Ilmu Sejarah Unpad: “Tidak benar Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Kalau dihitung dari 1596 sampai 1942, jumlahnya 346 tahun. Namun, tahun 1596 itu Belanda baru datang sebagai pedagang… Hingga (tahun) 1912 Aceh adalah kerajaan yang masih berdaulat. Orang Aceh hanya mau mengakui mereka dijajah 33 tahun saja… (Maka) Yang benar adalah, Belanda memerlukan waktu 300 tahun untuk menguasai  seluruh Nusantara. [jadiberita.com]

 

Terlepas dari perbedaan berapa lama waktu penjajahan tersebut, maka kemerdekaan adalah nikmat yang utama. Betapa tidak, jika kita lihat bagaimana kondisi saudara-saudara kita di palestina, irak, suriah dll. yang setiap hari hidup di bawah bayang-bayang senapan. Mereka sulit menemukan kebebasan dalam beribadah bahkan beraktifitas sehari-hari.

 

Alhamdulillah, bangsa kita telah mendapatkan kemerdekaan ini sehingga kita merasakan hidup damai, tentram dan bebas untuk beribadah dan beraktifitas. Kemerdekaan ini diraih bukan semata atas perjuangan para pahlawan karena secara hitam di atas putih bangsa ini mustahil bisa merdeka dan mengusir penjajah dengan keterbatasan alat perang namun para pejuang dan pendiri kemerdekaan sadar bahwa kemerdekaan ini adalah anugerah dari Allah swt sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ketiga; “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.

 

Bahkan pelaksanaan proklamasi telah dirancang oleh proklamator atas dasar mengharap keberkahan dari Allah swt sehingga ketika beliau dan bung hatta di culik oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, dll.  dari perkumpulan “Menteng 31” pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00. WIB dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi namun bungkarno bersikukuh untuk membacakan teks proklamasi tanggal 17 sebagaimana direncanakan.

 

Sejarawan, Asvi Warman Adam memiliki catatan menarik yang dituangkan dalam bukunya “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Ia menulis transkrip pembicaraan menarik antara soekarno dan soekarni (pemuda kelahiran garum blitar jatim 1916) yang menculiknya dan memaksa untuk segera melaksanakan proklamasi.

 

Bung Karno : Di Saigon aku sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17,” Sukarni: ”Mengapa tanggal 17, tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?” Bung Karno : ’’Aku percaya mistik…. Hari Jumat ini, Jumat Legi. Jumat yang manis. Jumat suci. Alquran diturunkan tanggal 17. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20? Karena kesucian angka 17 bukanlah  buatan manusia.”

 

Jadi jelas, bahwa kemerdekaan yang hingga saat ini kita rasakan dan hari ini kita peringati, adalah berkat rahmat Allah dan pertolonganNya. Oleh sebab itu semua harus mensyukuri berkah atau nikmat Allah ini dengan sebaik-baiknya.

 

Tidak kalah menarik adalah keterangan bahwa “17-8-1945” telah diisyaratkan dalam lambang NU. Huruf yang terdapat dalam kata Nahdlatoel Oelama’ (ejaan NU tempo dulu) berjumlah 17 huruf yang melambangkan tanggal kemerdekaan. Tali Logo NU berbentuk angka 8 yang merupakan bulan kemerdekaan. Dan gambar selanjutnya Bola Dunia berjumlah 1, Total Bintang terdapat 9 dengan perincian, Bintang Bawah sebanyak 4, dan Bintang Atas sebanyak 5 membentuk angka 1945 yang merupakan tahun kemerdekaan.

 

Terlepas setuju atau tidak, otak atik matuknya lambang NU dengan kemerdekaan kita, maka terbukti NU turut aktif berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan “resolusi jihad” yang disampaikan Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari, yang berisi :

“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe Fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)…” [Nu dot or dot id]

 

Dan 18 hari kemudian meletuslah pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya dimana rakyat indonesia berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang kemudian peristiwa dahsyat ini diperingati sebagai hari pahlawan.

 

Terlepas dari kiprah dan peran para pejuang kemerdekaan di atas, maka kita sebagai penikmat kemerdekaan harus memiliki kesadaran sebeagaimana kesadaran yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan, yaitu kemerdekaan ini adalah anugerah dari Allah swt yang wajib kita syukuri dengan cara menggunakan kemerdekaan ini sesuai dengan tujuan pemberinya, Allah swt dan untuk mendekat kepada sang pencipta. Maka berdasarkan pemilihan tanggal bung karno ada pesan tersirat “Jagalah kemerdekaan 17 Agustus dengan menjaga 17 rekaat (sholat lima waktu)”. Jika kita isi kemerdekaan dengan iman dan taqwa niscaya bangsa ini akan semakin makmur dan sejahtera. Allah swt berfirman :

 

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.[QS Al-A’raf : 96]

 

Akhirnya, janganlah kita lalai dengan “faragh” (waktu luang atau kesempatan) dari nikmat kemerdekaan sebagaimana dilakukan oleh banyak orang seperti disabdakan dalam hadits utama di atas. Dalam momen perinagatn kemerdekaan ini, Marilah kita renungkan firman Allah swt : yang artinya : Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat.[QS an-Nashr : 1-3]. Wallahu A’lam. Berkat syukur kita, Semoga Allah Al-Bari menjadikan bangsa yang telah merdeka ini sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Salam Satu Hadith,

DR. H. Fathul Bari Badruddin, PP An-Nur II Malang

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK