Kyai Huda Ploso dan Kewalian

Kyai Huda Ploso dan Kewalian.

Sosok yang satu ini tidak asing ditelinga kita. Wali yang terkenal dalam sepanjang hidupnya Mengaji, mengaji dan mengaji. Yang senantiasa memberikan pengajian tanpa mengenal kamus libur. Sosok Kyai sepuh yang penuh wibawa. Didalam hidupnya diperuntukkan untuk mengaji belajar dan mengaji lagi. Beliau Kyai Nurul Huda Jazuli sosok yang jarang hadir di pentas perpolitikan dan juga jarang hadir pada majlis-majlis.

Beliau  tekun mengajar, mengaji dan _ngopeni_ santri. Dahulu kala ketika saya nyantri di Al Falah Ploso, beliau _Mbalah_ kitab Shohih Bukhari, dan Tafser Jalalain dan kabarnya pun hingga di usia yang sudah sepuh ini beliau tetap _mbalah_ kitab yang sama. SubhanaAllah…..Ngaji, ngaji dan ngaji begitu yang terpatri dalam hati mulianya.
Sosok Kyai yang juga terkenal kaya raya ini, dan termasuk sesepuh dari pada Kyai-kyai JawaTimur, banyak disowani tamu tamu dari semua kalangan, baik kalangan pejabat mulai dari tingkat gubernur sampai presiden. Fatwa fatwanya didengar oleh kaumnya. Fatwa yang begitu meneduhkan dan santun, yang seringkali beliau dawuhkan adalah ; Amaliah Ilmiah, Ilmiah amaliah. Begitu dawuh yang sudah populer dikalangan masyarakat.

Definisi Wali

Definisi Wali secara etimologi, kata wali adalah lawan dari ‘aduwwu (musuh) dan muwaalah adalah lawan dari muhaadah (permusuhan). Maka wali Allah adalah orang yang mendekat dan menolong (agama) Allah atau orang yang didekati dan ditolong Allah. Definisi ini semakna dengan pengertian wali dalam terminologi Al Qur’an, sebagaimana Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa.” (Yunus: 62 – 64)
Dari ayat tersebut, wali adalah orang yang beriman kepada Allah dan apa yang datang dari-Nya yang termaktub dalam Al Qur’an dan terucap melalui lisan Rosul-Nya, memegang teguh syariatnya lahir dan batin, lalu terus menerus memegangi itu semua dengan dibarengi muroqobah (terawasi oleh Allah), kontinyu dengan sifat ketaqwaan dan waspada agar tidak jatuh ke dalam hal-hal yang dimurkai-Nya berupa kelalaian menunaikan wajib dan melakukan hal yang diharomkan (Muqoddimah Karomatul Auliya’, Al-Lalika’i, Dr. Ahmad bin Sa’d Al-Ghomidi, 5/8).
Ibnu Katsir rohimahulloh menafsirkan: Allah Ta’ala menginformasikan bahwa para wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Siapa saja yang bertaqwa maka dia adalah wali Allah (Tafsir Ibnu Katsir, 2/384).

Dan Mbah Kyai Nurul Huda Jazuli dari beberapa riwayat orang-orang sepuh adalah sosok Wali Allah, dan tentunya bukan hanya sekedar wali, tapi wali yang banyak membawa manfaat dengan mengajar pada sesama, tentunya derajatnya lebih tinggi dari pada wali yang hanya melulu wirid dan beribada kepada Allah. Dan pada hakekatnya Khoirun Nas anfauhun linnas.

Dan alhamdulillah pada even sakral yang disebut Mistaqon Gholido didalam al-Quran, beliaulah yang mengakadkan pernikahan kami. Dihadiri bersama habaib dari indonesia maupun luar negri. Setelah akad selesai dilanjut dengan doa para habaib beliau memberikan wejangan dengan sedikit berbisik :
Karena sifatnya berbisik maka cukup dengan (sensor ) heheheh

Semoga Mbah Kyai Haji Nurul Huda Jazuli Ustman dikaruniai umur panjang sehat walafiat.

ونفعنا الله بعلومهم وببركاتهم في الدارين.

14 – September – 2016

Lekok – Pasuruan.
Salam Takdzim

Ahmad Zain Bad

AnNur II Bululawang Malang.

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK