Kerja Jangan Pengangguran

PASAR WAQIAH RAMADAN MALAM KE-15: Kerja Jangan Pengangguran

KAJIAN ADAB PASAR

OLEH: Dr. KH. FATHUL BARI, S.S., M.Ag.

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Artinya, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid-masjidnya, dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim). 

annur2.net – Namun jangan salah paham tentang hadis yang satu ini. Walaupun pasar ialah tempat yang jelek, bahkan Allah Swt., murka ke tempat ini, bukan berarti tempat ini tidak boleh kita kunjungi. Nabi Muhammad saw., juga tetap berkunjung ke pasar, begitu pula nabi-nabi sebelumnya. Sebagaimana yang Allah Swt., firmankan dalam surah Al-Furqan ayat 20,

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

Artinya, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.” (QS. Al-Furqon: 20)

Jika kalian bekerja di pasar tidak mengapa, silakan lanjutkan. Ibrahim bin Yusuf pernah berkata kepada Muhammad bin Salamah,

عليك بالسوق! فإنه أعزّ لصاحبه

Artinya, “Pergilah ke pasar! Karena ia lebih mengangkat derajat orang yang bekerja di dalamnya.” Mengapa bekerja di pasar menjadikan orang mulia? Kegiatan di pasar, yakni perdagangan dapat memberikan dampak ekonomi maupun sosial yang besar bagi orang lain.

Allah Swt., Tidak Suka Pengangguran

Bekerja di pasar menjadikan derajat seseorang meningkat. Tapi bagi orang yang tidak bekerja di pasar jangan berkecil hati. Bukan pasar yang menjadikan mulia, namun bekerjalah yang menjadikan seseorang lebih bermartabat. Sebagaimana hadis Nabi,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ 

Artinya, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang giat bekerja.” (HR. Al-Fattani)

Dengan bekerja seseorang dapat menafkahi keluarganya, bahkan bisa bersedekah. Bersedekah merupakan sebuah kebaikan. Maka jika kita bekerja dengan tujuan kebaikan, pekerjaan itu akan mendapat ganjaran pula. Seperti sabda Nabi,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Muslim)

Sebagaimana Allah Swt., yang cinta terhadap orang-orang yang giat bekerja, Ia juga benci orang-orang yang menganggur. Menganggur menjadikan kita beban finansial bagi keluarga atau diri sendiri. Masyarakat juga akan memandang pengangguran sebagai orang yang malas, kurang usaha, juga kurang bertanggung jawab.

Bahkan Abdullah bin Mas’ud hingga berkata demikian, 

إِنِّي لأَمْقُتُ أَنْ أَرَى الرَّجُلَ فَارِغًا، لا فِي عَمِلِ دُنْيَا، وَلا آخِرَةٍ

Artinya, “Sungguh aku marah kepada orang yang menganggur, yang tidak melakukan amal dunia maupun amal akhirat.” 

(Farkhan Wildana S./Mediatech An-Nur II)