Kajian Tafsir: Penghitungan Amal Manusia

“(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” (Q.S. Ibrahim: 52)

***

Pada hari kiamat, manusia berkumpul jadi satu mulai zaman Nabi Adam as., sampai zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, di atas tanah yang putih dan bersih. Ketika itu, Allah memerintahkan malaikat-malaikat dari langit untuk turun mengelilingi manusia. Malaikat dari langit pertama sebanyak 10 kali lipat jumlah manusia, dari langit kedua berjumlah 10 kali lipat malaikat langit pertama dan seterusnya, sampai malaikat dari langit ketujuh sebanyak 70 kali lipat jumlah manusia.

Pada saat itulah manusia mulai berdesakan dan matahari sangat dekat dengan kepala mereka sekiranya ketika seseorang melambaikan tangannya, ia dapat memegang matahari tersebut. Seandainya matahari mendekat ke bumi seperti halnya mendekat pada hari kiamat. Bumi akan terbakar, batu-batuan di dalamnya akan meleleh, dan sungai-sungai akan mengering. Maka betapa panasnya pada saat itu dan bagaimana panasnya api neraka?

Meski begitu, kondisi setiap orang berbeda-beda sesuai amal perbuatannya saat di dunia. Orang-yang yang mengingkari Allah mengenakan pakaian yang terbuat dari aspal dan mukanya terpenuhi api karena panasnya pada hari kiamat.

Saat itu juga, Allah menghisab semua amal seluruh manusia. Hal pertama yang Allah hisab adalah haqqullah yaitu sholat. Yang kedua haqqul adam yaitu pertama tentang dam (darah), apakah dia pernah membunuh, memukul, menyiksa makhluk lain.

Saat penghitungan amal, Allah menghisab amal umat Rasulullah saw., sebagai urutan pertama, meskipun umat Beliau adalah yang terakhir. Sebagaimana yang sudah terkandung dalam potongan hadis ini:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ…

Nabi bersabda, “Kita (umat Muhammad) adalah yang terakhir (datang ke dunia), tetapi yang terdahulu (diadili) pada hari kiamat….”

Ada pendapat ulama yang menerangkan bahwa ketika orang-orang yang disiksa di api neraka kemudian keluar dan siksaannya diganti dengan api yang ada dunia niscaya dia akan tertidur pulas selama 2000 tahun.

Hubungan Surah Ibrahim dan Al-Hijr

Pada ayat terakhir ini terkandung sebuah makna bahwa Allah menurunkan Al-Quran yang berisi aturan dan syariat kepada manusia supaya mereka bertakwa kepada Allah. Tujuan lainnya agar manusia mempelajari pelajaran yang ada di dalam Al-Quran. Ini ada kaitannya dengan ayat yang berada di awal surat yaitu:

الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

“Alif Laam Raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Ibrahim: 14)

Surat kali ini bernama Ibrahim yang menceritakan kisah Nabi Ibrahim as. Setelah surat ini ialah surat Al–Hijr yang mengisahkan Nabi Ibrahim as pula. Penyebutan Al-Hijr berasal dari nama Hijr, daerah pegunungan yang terletak di antara kota Madinah, Syam, dan Syiria, yang mana penduduknya adalah kaum Tsamud.

Surat Al-Hijr mengingatkan kepada kaum Tsamud yang membangkang kepada nabinya (Nabi Ibrahim). Pembukaan surat Ibrahim dan surat Al-Hijr sama yaitu الر. Kedua surat tersebut memiliki kesamaan dan kesinambungan, yaitu sama-sama mengisahkan Nabi Ibrahim as. Selain itu, surah tersebut juga berisi tentang sifat-sifat Al-Quran, dan menceritakan nasib orang-orang ketika di akhirat.

(Abu Raihan E./Mediatech)

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK