Lingkar Pesantren
Realita yang biasanya terlupakan dan realita itu mudah sekali di lakukan adalah beri’tikaf. I’tikaf secara pengertian yaitu bediam diri di masjid dengan melakukan aktivitas apapun di dalamnya.
Beri’tikaf adalah hal yang mudah, tidak perlu bertenaga. Seseorang bisa saja mendapat pahala i’tikaf dengan hanya berniat i’tikaf, walaupun ia sekedar tidur atau yang lain.
Saat puasa, salah satunya di sunnahkan beri’tikaf. Lebih-lebih pada 10 hari terakhir menjelang usainya bulan ramadhan dengan harapan dapat menemui malam lailatul qadar, malam yang bila seseorang beribadah di dalamnya, meskipun hanya sekejap maka ia ibadahnya itu menggungguli para ‘abid selama 1000 bulan atauc 83 tahun lamanya.
I’tikaf juga salah satu sunnah rasul. Beliau mensyaratkan bila seseorang ingin i’tikaf, maka ada 2 hal yang harus di penuhi.
Pertama, ia harus berniat. Ketika i’tikafnya karena nadzar, maka niatnya juga nadzar. Kalau Cuma sekedar menggali sunnah ya niatnya sunnah.
Kedua, berdiam diri dalam masjid. Yang dinamakan masjid semua tempat di mana di situ sudah di resmikan menjadi masjid, dan batasan masjid hanya pada bangunan yang sambung dengannya, selagi tempat itu masih di namakan masjid seperti latar atau pintu masjid maka juga termasuk golongan masjid.
Pada i’tikaf juga di syaratkan dianya islam, berakal, bersih dari darah, dan tidak junub. I’tikaf yang dinadzari tidak boleh meninggalkan masjid kecuali saat dharurat saja atau ketika lagi butuh yang mendesaknya untuk keluar meninggalkan masjid.
Fb : Lingkar Pesantren
IG : @lingkarpesantren
Leave a Reply