Harlah 43: Teguh Berdedikasi, Kukuh Meraih Prestasi
Malam itu, berdiri megah sebuah panggung perayaan dengan beragam lampu sorot. Para santri berduyun-duyun memadati lokasi perayaan, memeriahkan perayaan hari lahir pesantrennya, sebagai bentuk kebanggaan pada pesantrennya.
Malam itu, Jumat, 26 Agustus 2022, An-Nur II merayakan ulang tahunnya yang ke-43. Kini, sudah 43 tahun An-Nur II mengarungi dunia keilmuan, dan berjuang mencetak salihin salihat.
“43 tahun waktu yang tidak sebentar, butuh perjuangan, butuh tangisan, dan legowo menerima cacian dan makian.” Perkataan tersebut merupakan penggalan dari sambutan Kiai Zainuddin malam itu. Beliau juga menggambarkan senang-susah para santri di pesantren.
Variasi Perasaan di Harlah 43
Dalam keadaan gelap, lampu sorot mengarah ke panggung. Di sana, di depan videotron yang menampilkan video sinematik kegiatan santri dan kemegahan pesantren, telah berdiri Ust. Radea yang siap menemani para santri bernyanyi.
Sambli berjalan-jalan mengitari panggung, bak penyanyi profesional, ia menyanyikan lagu Kebyar-kebyar dan Mars An-Nur. Suaranya beradu dengan gema suara para santri yang ikut bernyanyi. Para tamu undangan bertepuk tangan di penghujung lagu sebagai bentuk kesenangannya.
Tiba-tiba lampu di panggung mati, keadaan menjadi gelap gulita. Instrumen lagu Indonesia Raya sontak terdengar saat lampu kembali hidup. Videotron kini menampilkan animasi kibaran bendera Merah Putih.
Ternyata Ust. Radea masih berdiri di panggung, lalu bersama para santri ia menyanyikan lagu Indonesia Raya. Para santri mengibarkan bendera Merah Putih raksasa di depan panggung.
Lampu panggung kembali mati. Lalu videotron menyala sambil menampilkan cuplikan acara perayaan Harlah Pondok Pesantren selama beberapa tahun terakhir. Lampu panggung kembali menyala. Kini sudah ada dua pembawa acara di atas panggung.
Setelah membuka acara dengan bacaan Fatihah, pembawa acara mempersilakan Asy’ari, mahasantri STIKK, naik ke atas panggung.
Sambil menenteng kertas berisi terjemahan syair Ratapan Andalusia karya Abu Muhammad Shalih bin Abi Sharif ar-Rundi, ia berjalan ke tengah panggung. Bersama alunan musik yang mellow,ia membacakan syair dengan penuh penghayatan dan berhasil membius para penonton.
Untaian kata-kata indah kembali menggema. Namun kini berasal dari bacaan ayat suci Al-Quran. Tiga santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an An-Nur II “Al-Murtadlo” melantunkannya dengan nada mendayu-dayu yang menghangatkan hati dan menentramkan jiwa.
Setelah itu segenap jajaran pengasuh turun dari singgasananya. Beliau berjalanan beriringan dengan penuh cahaya, lampu sorot maksudnya, menuju panggung. Para santri menunduk takzim.
Berdedikasi dan Berprestasi dengan Mengaji Di An-Nur II
Kiai Zainuddin berkesempatan menyampaikan sambutan dari perwakilan Majelis Keluarga. Beliau berjalan menuju podium dengan wajah sumringah. Selanjutnya Kiai Zainuddin berpesan kepada para santri agar tetap teguh berdedikasi dan kukuh meraih prestasi.
Sebelum mengakhiri sambutannya, beliau juga berpesan kepada para santri agar tetap giat mengaji. Agar dunia pesantren tidak kehilangan identitasnya. “Ketika orang-orang dalam pesantren ini sudah jauh dari mengaji, maka kandang singa yang seperti ini tak ubahnya seperti kandang monyet,” ujar beliau.
Seperti yang sering beliau lakukan, mengutip syair, kali ini beliau mengutip sebuah syair, “Monyet tetaplah monyet sekalipun kau memakaikan kepadannya perhiasan emas intan permata. Dan anjing tetaplah anjing sekalipun kau memanggilnya singa.”
Beliau menutup sambutannya dengan harapan, semoga An-Nur II tetap berjaya. “Semoga di ulang tahun ke-43 pondok pesantren ini, terus menjadi jaya, terus bisa mencetak generasi salihin salihat.” Pungkas beliau.
Pembawa acara lalu mempersilakan Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag, pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II “Al-Murtadlo” untuk meresmikan acara perayaan Harlah ke-43 ini.
Sejarah Singkat dan Prestasi An-Nur II
Kiai Fathul berjalan menuju videotron yang sudah menampilkan gambar handprint. “Bismillahirrahmanirrahim, dengan memohon rahmat dan pertolongan dari Allah SWT, pada detik ini Harlah ke-43 Pondok Pesantren Wisata An-Nur II “Al-Murtadlo” kami nyatakan, dibuka.” Ucap beliau sebelum meresmikan perayaan Harlah ke-43 ini.
Saat Kiai Fathul menyentuh gambar handprint, musik menyala dan layar videotron kemudian berubah seolah kode rahasia telah terbuka. Letusan kembang api bertaburan menghiasi langit An-Nur II malam itu, beradu dengan sorak sorai para santri. Harlah ke-43 resmi dibuka.
Setelah itu beliau memberikan pesan dan kesan. Sebagai pembuka, beliau bercerita tentang keadaan lokasi perayaan 43 tahun silam dan pesan Kiai Bad kepada putra-putra beliau.
“43 tahun yang silam, Almaghfurlah Romo KH. Muhammad Badruddin Anwar, beliau ada di lokasi ini. Sementara lokasi ini masih berupa hutan dan sawah. Beliau senantiasa berpesan kepada kami, pondok pesantren ini didirikan bukan dengan peresmian tetapi dengan tangisan dan munajat kepada Allah,” ungkap Kiai Fathul.
Selanjutnya beliau menyampaikan beragam prestasi pondok pesantren dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari penghargaan sebagai Pesantren Inspiratif tingkat nasional pada tahun 2019, rekor MURI Kreasi Seni Santri pada tahun 2020, dan predikat Laporan Terbaik Administrasi tingkat nasional pada tahun 2021.
Selama di atas panggung, beliau juga mengapresiasi pencapaian salah satu santri Ma’had Aly An-Nur II, Mohammad Mansur, yang berhasil menyabet jara satu lomba baca kitab tingkat nasional. “Bukan hanya soal kesenian, baris berbaris, beberapa hari lalu perwakilan Ma’had Aly menjuarai lomba baca kitab kuning tingkat nasional,” ujar beliau dengan wajah berseri-seri.
Kiai Fathul berpesan kepada para santri agar tidak pesimis. Beliau mengucapkan, “Jangan pesimis untuk menjadi siapa-siapa. Meskipun, boleh jadi, bapak kamu kakek kamu bukan siapa-siapa.” Harapan dan doa dari beliau mengakhiri pesan-pesan yang beliau sampaikan.
Setelah itu segenap Majelis Keluarga membacakan doa secara bergiliran, kemudian Syekh Fadhil Al-Jailani dan Syekh Basyuni, Mesir, via online. Videotron kini menampilkan video ucapan selamat ulang tahun yang ditujukan kepada Pondok Pesantren An-Nur II dari berbagai lapisan masyarakat.
Dengan berakhirnya video ucapan selamat ulang tahun, menandakan dimulainya pesta di An-Nur II malam itu.
(Muhammad Abror S/Mediatech)
Leave a Reply