GEMPAR GEMPA

gempa, GEMPAR GEMPA, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
"Tidaklah datang hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, masa semakin berdekatan (terasa singkat), banyak terjadi fitnah, dan banyak pembunuhan sehingga banyak harta dan melimpah kepada kalian."

GEMPAR GEMPA

ONE DAY ONE HADITH

Diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ

“Tidaklah datang hari kiamat sehingga dihilangkannya ilmu, banyak gempa bumi, masa semakin berdekatan (terasa singkat), banyak terjadi fitnah, dan banyak pembunuhan sehingga banyak harta dan melimpah kepada kalian.” [HR Bukhari]

Catatan Alvers

Di akun Twitternya, @infohumasBMKG, BMKG memberikan peringatan, “Peringatan dini tsunami di Jabar, DIY, Jateng. Gempa dengan magnitude 7,3 SR, terjadi pada 15 Desember 23.47 WIB.”

Analisis terjadinya gempa menurut ilmu pengetahuan dan teknologi modern dianggap sebagai proses alamiah. Hal ini berbeda jauh dengan mitos-mitos yang menjadi kepercayaan masa silam. Misalnya menurut kepercayaan orang Sulawesi, Bumi ini berdiri di atas sebuah babi rusa raksasa. Gempa bumi akan terjadi saat si babi rusa merasa gatal di tubuhnya dan menggosokkannya ke pohon palm.

Orang India kuno percaya bila Bumi diseimbangkan oleh beberapa hewan. Hewan-hewan itu adalah ular dengan tujuh kepala, sapi dengan tanduknya, dan 8 ekor gajah yang berdiri di atas tempurung kura-kura. Nah, gempa akan terjadi apabila satu atau lebih hewan tadi berganti posisi.

Lain halnya menurut legenda bangsa Rumania, Bumi bersandar di atas beberapa pilar yang terbangun dari harapan, kepercayaan, dan amal manusia. Saat ketiga amalan baik manusia itu semakin berkurang, secara otomatis pilar-pilar itu akan semakin lemah. Nah, apa bila ada pilar yang retak atau patah, terjadilah goncangan yang menyebabkan gempa di bumi.

Tidak kalah unik dari legenda-legenda sebelumnya, orang Mozambik mempunyai kepercayaan bila Bumi ini sama seperti manusia, sama makhluk hidupnya. Oleh sebab itu, Bumi pun bisa sakit. Gempa bumi sendiri siap mengguncang manakala Bumi demam. Saat dia merasa riang dan gemetar, Bumi pun bergoncang. [Situs anehdidunia]

Lantas benarkah demikian? Islam memandang gempa dan bencana alam yang lain sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah untuk memberikan peringatan kepada para hamba-Nya. Allah SWT berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفاً

“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti-manukti (kalian).” (Qs. Al Israa’: 59)

Selanjutnya, dengan peringatan gempa ini kita harusnya semakin tunduk dengan merendahkan diri kepada Allah yang maha kuasa sebab kendati ilmu pengetahuan dan teknologi di puncak kemajuannya namun saat ini hanya ilmuwan hanya bisa mengukur kekuatan gempa dan belum berhasil menemukan alam peredam gempa. Allah SWT berfirman :

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ . فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ . فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” [QS Al-An’am : 42-44]

Oleh karena itu tatkala turun ayat :

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِّن فَوْقِكُمْ

“Katakanlah (Wahai Muhammad), Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari arah atas kamu, (seperti petir, hujan batu, badai dll)” [QS Al-An’am : 65]

Nabi SAW memanjatkan doa :

أَعُوذُ بِوَجْهِكَ

“Aku berlindung dengan dzat-Mu”.

Lalu pada ayat berikutnya :

أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ

Atau  dari arah bawah kakimu (seperti banjir, gempa, tanah longsor dll) [QS Al-An’am : 65]
Nabi SAW memanjatkan doa yang sama : ‘Aku berlindung dengan dzat-Mu’. [HR Bukhari]

Lihatlah, Betapa Nabi SAW begitu khawatir terhadap adzab tersebut sampai-sampai beliau memohon perlindungan pada Allah! Janganlah kita menjadi orang-orang yang dikisahkan Allah dalam QS Al-An’am di atas “bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka.

Marilah kita mengambil pelajaran dari gempa ini dan berbagai bencana alam lain yang menimpa negeri ini bahkan di belahan dunia yang lain dengan kembali kepada Allah dan merendahkan diri di hadapannya.

Syeikh Zakaria Al-Anshari dalam Tuhfatul Muhtaj berkata : “Ketika terjadi gempa dan bencana lainnya seperti petir yang menyambar, angin topan, disunnahkan bagi seseorang untuk merendahkan diri dengan berdoa dan semacamnya (istighfar, sedekah), dan hendaknya ia melakukan sholat secara munfarid (sendirian) supaya ia tidak lalai akan peringatan Allah ini karena tatkala dilanda angin kencang Nabi SAW berdoa :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِه

Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan  apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan .”[HR Muslim]

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu kembali ke jalan yang benar dengan doa, istighfar dan meningglakan perbuatan yang mendatangkan murka-Nya.

Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind

PESANTREN WISATA
AN-NUR 2 MALANG JATIM

ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
Pesan buku bisa call : 081216742626

UMRAH ALVERS ::13 Hari Bulan Februari 2018 28,5 Juta (All in), Pesawat Saudia, Hotel Dekat, Call. :082331865292

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK