Malam Puncak Mengenang “Sang Purnama”

Malam Puncak Mengenang “Sang Purnama”, Malam Puncak Mengenang “Sang Purnama”, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
KH Fathul Bari (tengah) membacakan surat Yasin pada malam puncak memepringati Haul Pertama Kiai Bad, samping beliau, KH Amir (kiri) dan KH Khoiruddin (kanan).
Malam Puncak Mengenang “Sang Purnama”, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
KH Fathul Bari (tengah) membacakan surat Yasin pada malam puncak memepringati Haul Pertama Kiai Bad, samping beliau, KH Amir (kiri) dan KH Khoiruddin (kanan).

Serangkaian kegiatan digelar Pondok Pesantren An-Nur II Al-Murtadlo Bululawang Malang dalam peringatan haul pertama  pendiri pondok pesantren, Almaghfurlah Romo KH M Badruddin Anwar Al-Husaini . Rangkaian kegiatan tersebut sudah digelar  sejak hari Rabu (14/02), dan puncaknya, malam ini, Sabtu (17/02).

 

“Ini merupakan puncak dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan pondok pesantren dalam peringatan haul pertama Almaghfurlah”, ujar pengasuh Pondok Pesantren An-Nur II Al-Murtadlo, Dr KH Fathul Bari bin badruddin dalam sambutannya.

 

Sedari pagi, kegiatan sudah dimulai dengan khotmil qur’an bil ghoib oleh tim Ustadz Moch. Nadhir. Banyak diantara para jama’ah dan alumni yang sudah hadir sejak pagi di lingkungan pesantren untuk turut menyumbang khotmil qur’an 1000 yang sudah melebihi dari target.

 

Haul Kiai kharismatik ini juga dihadiri oleh puluhan ulama’ dan pejabat yang berbaur diantara ribuan jama’ah yang hadir. Sejumlah pejabat dan ulama’ yang hadir diantaranya, KH Amir, KH Musthofa bin Musthofa, , Wakapolres Kab. Malang, Kapolsek Bululawang, serta Danramil Bululawang.

 

Sore tadi,  turut hadir pula rombongan  habaib bersama beberapa jama’ah Majelis Riyadlul Jannah. Mereka memohon maaf tidak bisa menghadiri  haul Almaghfurlah malam ini dikarenakan bersamaan dengan jadwal kegiatan mereka.

Malam Puncak Mengenang “Sang Purnama”, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo
Malam puncak haul pertama Kiai Badruddin, para jamaah dengan khidmat mengikuti rentetan acara.

Haul pertama Alnaghfurlah ini dipusatkan didaerah pesarean dan halaman masjid pesantren. Meski pihak pesantren sudah melakukan perluasan halaman masjid dengan membongkar kamar “A”. Lahan tersebut masih  tidak mampu menampung jama’ah yang hadir.

 

Maka dari itu, pihak pondok pesantren telah mengantisipasinya dengan mendahulukan haul khusus santri sehari sebelum acara puncak digelar. Pondok pesantren juga memasang 7 buah LCD proyektor. Tiga diantaranya berada di halaman masjid; 1 proyektor di tahfidz putri, sedangkan sisanya di pasang di pondok putri.

 

Kegiatan haul ini dimulai setelah Sholat Isya’ berjama’ah. Sebagaimana biasanya,  pembacaan tawassul dipimpin oleh Kyai Husni Mubarok, Yasin oleh Dr. KH Fathul Bari, M. Ag., Tahlil oleh Kyai Ahmad Zainuddin Badruddin, S.Pd.I, dan doa tahlil dibaca oleh Kyai Syamsul Arifin, M.Pd.I.

 

“Sudah setahun Kyai Bad wafat, semoga dengan doa panjenengan semua, Almaghfurlah ditinggikan derajatnya, diampuni dosa-dosanya. Amal ibadahnya diterima oleh Allah”, ujar Dr. KH Fathul Bari dalam sambutanya.

 

Beliau juga meminta maaf atas kurangnya penghormatan terhadap tamu. “Lek ngundang tamu iku penak, ngurmatine iku sing angel”, tutur Beliau mengutip satu dawuh Almaghfurlah.

 

Mewakili Bapak Kapolres yang berhalangan hadir, Wakapolres Kab Malang mengucapkan terimaksih atas  penghormatan yang telah diberikan pondok pesantren kepadanya.

 

Pada haul kali ini, salah satu putra Almaghfurlah, Kyai Ahmad Zainuddin Badruddin,S.Pd.I. membacakan sebuah qasidah kerinduan teruntuk Almaghfurlah. Selain itu, Ustadz Radea bersama tim albanjari pondok pesantren juga menyanyikan nasyid Syaikhona yang menjadikan kita semakin teringat terhadap Almaghfurlah.

 

Haul pertama ini juga mengundang KH Ahmad Mujayyid, orang yang dekat dengan Almaghfurlah semasa hidupnya, untuk memberikan mauidzoh. “Banyaknya santri, luasnya lokasi pesantren, ini merupakan maunah yang diberikan Allah hanya kepada orang yang dekat denganNya. Ulama adalah pewaris para nabi, maka seyogyanya kita yang ingin dekat dengan nabi mendekati para ulama”, tutur KH Ahmad Mujayyid, dai kondang asal Malang dalam mauidzohnya.

 

Terang beliau, dengan dekat para nabi, rohmat Allah akan turun kepada kita. Jika kita ingin dicintai Allah, maka kita harus mencintai para nabi.

 

Kegiatan ditutup dengan doa kafaratul majelis oleh beberapa kiai sepuh kharismatik, KH Musthofa bin Musthofa (PP Lekok Pasuruan), KH Amir (Sidoarjo). Sedangkan doa khotmil qur’an ke 1000 di pimpin oleh KH Ahmad Damhuji.

 

Pewarta : Robby Bagus

Editor    : Izzul Haq

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK