BIRRUL WALIDAIN, anti virus masa kini

birrul walidain anti virus, Pondok Pesantren Wisata An-Nur II Al-Murtadlo

 

SEMACAM virus telah menginveksi diri para remaja kita, virus tersebut menyerang dan mencoba merusak tatanan sistem di kepala mereka. Dan tidak hanya itu,  virus ini juga mampu mengeraskan serta memberi warna gelap pada hati remaja. Dan lebih parahnya lagi efek negatif dari virus ini lebih banyak dirasakan oleh orang-orang  di sekitar penderita. media sosial, saluran televisi, dan lingkungan jalanan tanpa adab dan tatakrama seakan-akan  menjadi pupuk penyubur bagi pertumbuhan virus ini. Perlu anda ketahui virus ini bukanlah virus HIV, bukan juga virus flu burung ataupun virus flu babi, akan  tetapi merupakan virus yang mempunyai efek lebih besar dari virus-virus tersebut, yang  mampu mengirimkan orang yang terinveksi kedalam tempat kesakitan, neraka jahannam. Inilah yang kami sebut virus “DURHAKA”.

Tidaklah berlebiahan jika kami sebut dengan virus, karena sama halnya dengan virus dalam artian yang sebenarnya, Durhaka  juga menjadi suatu hal yang dapat menyebabkan kematian, yaitu kematian hati nurani orang telah terinveksi. Dan durhaka yang sering terjadi pada era ini adalah Durhaka terhadap kedua orang tua. Seolah menjadi sebuah hal yang biasa ketika seorang anak membentak ibunya, berani menengtang perintah ayahnya, bahkan tak jarang ada yang sampai dengan sadar melayangkan pukulan terhadap orang tuanya. yang sungguh tidak dapat dipercaya dan diterima, ketika melihat seoarang remaja yang dengan seenaknya meneteskan air matanya, bukan karena melihat kesusahan orang tuanya, tetapi hanya karena seseorang yang katanya pujaan hatinya, apakah hal tersebut pantas??.

Dengan harapan ingin memusnahkan serta menghentikan penyebaran virus durhaka ini, kami akan menyajikan suatu yang tak asing bagi kita, dan sering terdengar pada majlis ta’lim ataupun ceramah agama yaitu BIRRUL WALIDAIN. Birrul walidain merupakan antonim dari durhaka terhadap orang tua. Maka mengetahui dan mengaplikasikan birrul walidain pada saat ini, akan menjadi sebuah antivirus terkuat dalam menangkal virus ini.

            Birrul Walidainبِرّ الْوَالِدَيْن merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak kepada  kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak beriman, maka dapat diambil kesimpulan dari hal ini, orang yang durhaka pada orang tuanya berarti sama halnya menyalahi fitrahnya sebagai manusia. Para ulama’ sepakat bahwa, hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua adalah sebuah kewajiban selain dalam hal yang diharamkan. Syari’at Islam meletakkan kewajiban birrul walidain menempati ranking ke-dua setelah beribadah kepada Allah SWT. dengan mengesakan-Nya. Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) banyak sekali, dan salah satunya terdapat dalam sebuah ayat dalam Al Qur’an yang berbunyi :

 

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka (sembarang perkataan kasar) sekalipun perkataan “uh” dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun).“. (QS. Al Isra’: 23).

Apabila telah jelas dihadapan kita tentang hukum kewajiban birrul walidain ini maka sudah pasti mengetahui apa konsekuensinya jika tidak melakukan hal tersebut. Mengingat jasa-jasa orang tua yang telah mereka  berikan dan juga kasih sayang pada anaknya yang tak tebatas, maka sangatlah pantas sekali disematkan hukum wajib tersebut.

Banyak sekali bentuk perwujudan dari birrul walidain ini, antara lain, mentaati mereka selama tidak mendurhakai Allah, berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua, berbicara dengan lembut di hadapan mereka, membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintai mereka, tidak mencela orang tua atau tidak menyebabkan mereka dicela orang lain, dan lain sebagainya, semua hal tadi bisa dilakukan apabila kedua orang tua kita masih hidup, dan apabila orang tua kita sudah tiada maka bentuk birrul walidain kita adalah dengan hal-hal seperti, mensolati/mendoakan Keduanya, beristighfar untuk mereka berdua, menunaikan janji/wasiat kedua orang tua,  memuliakan rekan-rekan kedua orang tua dan yang lainya. Yang termudah bila tidak sanggup untuk melakukan hal diatas, adalah dengan membaca doa birrul walidain, seperti yang menjadi aurad harian pondok pesantren Annur 2.

 

Memang tak semudah mengatakannya, kadang menjadi sebuah dilema, ketika terjadi sebuah silang pendapat antara anak dan orang tua, karena biasanya orang tua menganggap permasalahan yang dihadapi oleh anaknya sama seperti masalah yang pernah mereka hadapi dimasa lalu, padahal kita ketahui, tentu zaman sekarang berbeda dengan zaman ketika mereka masih muda. Sulit ,tetapi kalau kita mau berpikir lebih dalam maka tidaklah buruk mengikuti apa yang dikehendaki oleh keduanya,  toh mereka lebih banyak merasakan path manisnya  kehidupan ini. Dan  Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW. bersabda:

 

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb Allah ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi).

Maka darinya tidak ada yang kita cari selain ridhonya, Selagi kita tidak bisa memberikan suatu kebahagian bagi mereka, maka sudah semestinya tidak melakukan sebuah perbuatan yang mengundang murka dari keduanya.

Berbicara tentang sebuah kebajikan maka tidaklah lengkap rasanya tanpa memberikan keutamaan- keutamaannya.

Salah satu dari begitu banyaknya fadilah dari birrul walidain adalah kemustajaban dari doa-doa yang dilantunkan oleh orang tua terlebih lagi seorang ibu. Seperti yang telah dsabdakan Nabi :

 

ثلاث دعوات مستجابة دعوة الوالد على ولده و دعوة المظلوم و دعوة المسافر

 Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doanya orang tua pada anaknya, doa orang yang didlolimi dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi).

Masih banyak lagi keutamaan bagi seorang anak yang mengaplikasikan birrul waldain dalam kehidupannya, yang tidak akan cukup kalau harus kami sebutkan satu persatu.

jika melihat dari perjuangan orang tua dalam merawat dan menghidupi anaknya, maka sebuah buku pun tidak akan pernah cukup untuk menggambarkannya. Oleh karena itu sekelumit dari tulisan dari kami semoga bisa menjadi sebuah jam weker bagi mereka yang lalai akan kewajiban perkara diatas. Dan semoga Allah berkenan mematikan virus-virus kedurhakaan pada diri kita semua, amin..

 

والله اعلم…

 

Seorang Ibu mampu untuk merawat 10 anaknya,

akan tetapi,

 10 anak belum tentu mampu untuk merawat Ibunya”.

 

 

*Buletin Al-murtadlo edisi 474, oleh : M.B. Alkavi

 

 

Home
PSB
Search
Galeri
KONTAK